Ketapang (Antara Kalbar) - Antrean kendaraan di SPBU di Kota Ketapang terlihat normal meski pemerintah telah mengumumkan penurunan harga BBM sebelumnya.
   
Pengawas SPBU Pawan Raya Utama di Jl.D.I Panjaitan Kecamatan Delta Pawan, Mujiono menjelaskan, perubahan harga ini hanya mengikuti kebijakan pemerintah pusat yang menetapkan turunnya harga BBM.
   
"Masyarakat mungkin masih belum banyak yang mengetahui penurunan harga BBM," ujar dia. Sedangkan untuk pembelian di SPBU tersebut tidak terlihat ramai antrean kendaraan yang mengisi BBM dan masih terlihat normal.
   
Sementara itu pantauan di lapangan, untuk di kios-kios eceran di Kota Ketapang harga premium masih Rp8 ribu per liter, begitu juga solar.
   
Untuk harga jual elpiji isi 3 kg di Kabupaten ketapang masih dalam batas normal yakni Rp17.500 ribu hingga Rp18 ribu di tingkat pengecer. Sementara di tingkat agen Rp16 ribu hingga Rp16.500 ribu per tabung.
   
Demikian juga dengan penurunan harga jual elpiji isi 12 Kg secara nasional, tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan gas 3 Kg di Ketapang. Selama ini masyarakat Kabupaten  Ketapang masih sedikit menggunakan tabung elpiji isi 12 Kg. Harganya masih tetap di kisaran Rp165 ribu per tabung.
   
Misnawati salah satu pemilik pangkalan gas di Jl.Gatot Subroto, Desa Payak Kumang Kecamatan Delta Pawan Ketapang  mengatakan, belum ada penurunan harga.
   
Ia juga sudah terlanjur memesan ukuran 3 kg sebanyak 300 tabung, sedangkan 12 kg hanya 20 tabung. Pada umumnya, pengguna elpiji 12 Kg itu adalah mereka yang ekonominya menengah ke atas seperti pengusaha perhotelan, restoran dan rumah makan berskala besar. Demikian juga rumah tangga dengan tingkat ekonominya yang sudah mapan, sedangkan gas 3 kg untuk ekonomi kebawah dan rumah tangga.

Pewarta: John

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016