Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Isu keberadaan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di sejumlah daerah membuat Polres Melawi ikut melakukan penyelidikan terhadap warga pendatang, salah satunya di wilayah desa Pelempai Jaya, Kecamatan Ella Hilir, Melawi.
Kabag Ops Polres Melawi, Kompol Alfan, Rabu mengungkapkan, penyelidikan terhadap dugaan adanya warga yang menjadi bagian dari Gafatar di Ella karena adanya pendatang yang masuk secara berkelompok untuk tujuan bertani di daerah tersebut.
"Kita sudah turunkan tim ke lapangan untuk menyelidiki, bagaimana aktivitas masyarakat pendatang di sana, apakah ada menyebarkan ajaran-ajaran atau pengaruh negatif kepada warga setempat," katanya.
Alfan mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapat informasi lebih lanjut berkenaan dengan aktivitas masyarakat di Pelempai Jaya. Karena tim yang diturunkan belum memberikan konfirmasi lebih lanjut.
"Mereka inikan datang bertahap, memang ada beberapa orang yang ada di sana, katanya di sana disediakan mess dan mereka disuruh bertani dalam rangka mendukung program ketahanan pangan," paparnya.
Alfan mengungkapkan, satu hari sebelum pilkada serentak 9 Desember 2015 kepolisian juga sempat mengamankan satu rombongan yang hendak menuju ke daerah tersebut. Karena pada saat itu polisi curiga mereka merupakan massa yang sengaja dikerahkan untuk mencoblos salah satu pasangan calon.
"Awalnya mereka kita amankan karena untuk menghindari pengerahan massa karena bertepatan dengan pilkada, namun mereka mengaku hanya akan bertani di sana. Namun beberapa warga yang sempat kita amankan itu sudah kita kembalikan lagi ke Jakarta," katanya.
Kendati demikian, hingga kini Polres Melawi belum mendapatkan info terkaitnya adanya aktivitas Gafatar, maupun warga Melawi yang masuk menjadi anggota. Alfan meminta kepada masyarakat agar bisa memberikan informasi kepada polisi bila menemukan adanya pendatang yang mencurigakan.
"Kita juga sudah maksimal dalam melakukan sosialisasi, jadi kami minta kepada masyarakat bisa melapor jika ada pendatang, jangan sampai timbul hal-hal yang tidak diinginkan, biarkan kami saja yang bertindak," pungkasnya. (Ekos/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016