Pontianak  (Antara Kalbar) - Kepala sekolah se-Kabupaten Bangka studi banding ke Pemerintah Kota Pontianak, guna peningkatan kompetensi, pengelolaan pendidikan multikultural, karena antara Bangka dan Pontianak memiliki karakteristik yang mirip dari sisi multikultur.

"Pontianak ini kulturnya sama dengan kami, yakni Melayu, Tionghoa, Jawa dan lainnya. Kemudian kehidupan masyarakatnya juga tidak terlalu jauh berbeda," kata Bupati Bangka, Tarmizi saat melakukan kunjungan di SMAN 1 Pontianak, Selasa.

Dalam melakukan studi bandingnya, sebanyak 55 Kepsek SMA/sedejarat se-Kabupaten Bangka melakukan kunjungan ke dua sekolah, yakni SMAN 1 dan SMPN 3.

Selain itu, pihaknya tertarik menimba ilmu dari Kota Khatulistiwa ini sebab dari informasi yang didapatnya bahwa Kota Pontianak cukup maju di bawah kepemimpinan Wali Kota Sutarmidji. Sebagai bupati terpilih periode pertama di daerahnya, diakui Tarmizi dirinya perlu banyak belajar dari keberhasilan yang dicapai Kota Pontianak.

"Kami perlu menerapkan kiat-kiat yang terbukti dicapai Kota Pontianak seperti pendidikan, cara pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia, penanganan terhadap masyarakat kurang mampu, pengelolaan APBD yang berjalan dengan baik, yang kiranya cocok dengan Kabupaten Bangka," ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menyambut baik kunjungan dari rombongan kepsek Kabupaten Bangka tersebut. Ia berharap para kepsek berdiskusi dan saling bertukar pikiran sehingga mungkin ada hal-hal yang bisa diterapkan antar kedua daerah.

Dengan demikian, kedua pihak saling mengisi dan belajar untuk perbaikan tata kelola dunia pendidikan di Indonesia. "Jangan hanya daerah Jawa-Bali saja yang maju pendidikannya. Sebab kita disini juga ada sebuah SMA yang masuk tingkat nasional," katanya.

Ia berkeinginan sekolah yang masuk dalam tingkat nasional tidak hanya satu sekolah saja, tetapi lebih dari itu. Selain itu, pihaknya juga selalu menerapkan penggunaan IT di dunia pendidikan, karena banyak kemajuan yang dicapai Pemkot Pontianak di dunia pendidikan diantaranya sudah memiliki bahan soal yang cukup bagus, status belajar mengajar jarak jauh dan berbagai kemajuan lainnya.

"Kami punya pusat bahasa yakni Bahasa Korea, Jepang, Mandarin, Inggris dan pemantapan TOEFL," ungkapnya.

Dalam penanganan siswa yang berasal dari keluarga miskin, Pemkot juga punya model penanganan tersendiri. Kalau sebelumnya siswa-siswa dari keluarga miskin mendapat bantuan langsung berupa uang, namun Pemkot hanya memberikan bantuan dengan memfasilitasi siswa-siswa itu belajar di sekolah yang sudah ditunjuk dengan pembiayaan ditanggung Pemkot Pontianak.

"Kita siapkan dia belajar di sekolah yang sudah kita tunjuk. Tergantung siswa itu mau masuk di sekolah itu atau tidak," kata Sutarmidji.

(U.A057/E001)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016