Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - KLB DBD di Kabupaten Melawi hingga awal 2016 ternyata belum juga berakhir, bahkan sudah ada dua kasus DBD yang berujung pada kematian. 

Dinas Kesehatan kini bersiap mencanangkan 4M plus untuk mengatasi DBD.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Melawi, dr Ahmad Jawahir ditemui, Selasa mengatakan kasus DBD di Melawi memang masih berstatus KLB sejak 2015. Untuk mengatasi penyebabnya, harus ada peran masyarakat melalui program 4M plus.

"4M plus yakni Menguras wadah air, Menutup rapat wadah air agar nyamuk tidak dapat masuk, Mengubur barang bekas yang dapat menampung air, dan Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk, plus jangan menggantung baju kotor, memelihara ikan ditempat penampungan air, hindari gigitan nyamuk, dan menabur abate," katanya.

4M plus ini, lanjut Ahmad juga sudah disosialisasikan kepada kepala desa, terutama desa di wilayah kecamatan Nanga Pinoh sebagai daerah dengan kasus DBD terbesar di Melawi. Aparatur desa juga diberikan pemahaman bahwa langkah foging sudah tak lagi efektif untuk membasmi nyamuk Aedes Agypty yang merupakan nyamuk pembawa virus DBD tersebut.

"Kita sosialisasikan bahwa semprot fogging di tempat terbuka tidak ada gunanya, kecuali di sekolah, atau di dalam mobil. Intinya semprot ini hanya bisa diterapkan di tempat tertutup," katanya.

Program 4M plus ini menurut Ahmad merupakan langkah yang paling efektif, serta murah. Hanya memang dibutuhkan masyarakat bersama untuk memberantas sarang nyamuk. Ahmad juga meegaskan bahwa tak ada cara lain untuk membasmi nyamuk ini, kecuali dengan memastikan bahwa tak ada genangan air di lingkungan tempat tinggal.

"Saya sudah bertemu langsung dengan Dirjen P2PL Kemenkes, yakni Dr Subuh yang juga pernah bertugas di Melawi. Jadi ia pun siap datang langsung ke Melawi saat pencanangan gerakan ini oleh bupati," katanya.

Menurut Ahmad, siklus kasus DBD memang biasanya akan menurun mulai bulan April dan menghilang. 

Namun muncul kembali pada September dan terus bertambah sepanjang musim hujan. Makanya, kini Dinkes akan mengedepankan sosialisasi 4M plus ke seluruh masyarakat, ketimbang melakukan foging.

"Semprot mungkin hanya kita lakukan ke sejumlah angkutan umum. Rencananya pengusaha angkutan akan kita panggil karena nantinya bus yang akan berangkat akan terlebih dahulu kita semprot untuk membunuh nyamuk di dalamnya. Sehingga DBD ini tak menyebar dari Nanga Pinoh ke kecamatan lain. Karena jarak terbang nyamuk DBD ini sebenarnya hanya 100 meter," katanya.

Kasus DBD tahun 2016 sendiri sudah mencapai 23 kasus dengan dua korban meninggal. Sementara pada 2015 ada 120 kasus dengan tiga pasien meninggal dunia. (Ekos/N005)

Pewarta: Ekos

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016