Sintang (Antara Kalbar)  - Kelopak mata Ternawati, terlihat merah dan sedikit membengkak. Dia memang habis menangis, saat melaporkan kehilangan putri keduanya di Kantor Satpol PP Kabupaten Sintang, beberapa waktu lalu.
    
Perempuan berusia 38 tahun ini merupakan warga Tanjung Kapuas, Sanggau. Istri dari Usman Haji ini datang ke Sintang, untuk mencari putrinya yang kabur dari rumah, seminggu setelah Idul Adha tahun lalu.
    
Sudah tiga bulan lamanya, Tara Oktaviani, putri kedua pasangan dari Usman Haji dan Ternawati kabur dari rumahnya. Kedua orangtua Tara ini sudah berkeliling empat kabupaten untuk mencari anaknya. Mulai dari Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi dan Kota Pontianak. Namun sampai sekarang, anaknya belum juga ditemukan.
    
Saat melapor ke Satpol Kabupaten Sintang, Trenawati ditemani kakaknya, Rahmawati. Kedua perempuan bersaudara itu bahkan juga telah melaporkan kehilangan Tara hingga ke Polres Sintang.
    
Di Kantor Satpol PP, Ternawati bercerita, Tara Oktaviani, pelajar MTs Sanggau berusia 14 tahun itu kabur dari rumah pada tengah malam. Kata Trenawati, sebelum kabur, anaknya itu memang pernah dimarahi oleh dia dan suaminya.
    
"Saya marahkan dia karena dengar dari bibinya, bahwa Tara berteman dengan anak-anak punk. Waktu itu saya tampar dia karena kesal. Bapaknya juga ngomel dan bilang kalau mau berteman dengan anak punk, pergi saja dari rumah," katanya mulai bercerita.
    
Tapi setelah marah pada anaknya, kedua orangtua Tara mengaku langsung meminta maaf pada anaknya itu. Besoknya, anaknya pergi dari rumah dan belum pulang sampai sekarang. Masih menurut cerita ia, anaknya itu sebelumnya tidak pernah punya masalah. Hanya saja menurut teman sekolahnya Tara, putri Usman Haji ini pernah sampai tidak masuk sekolah setelah dijemput dua orang temannya yang lain sekolah. Salah satu teman yang menjemputnya itu bernama Rani, kabarnya siswi SMPN 3 Sanggau.
    
"Kabarnya Rani juga pergi dari rumah," ceritanya.
    
Kata dia, Tara pergi dari rumah dengan membawa sejumlah pakaian dan handphone miliknya. Namun nomornya sudah tidak pernah aktif. Ternawati mengaku dirinya sudah bertanya ke semua teman akrab anaknya itu. Namun tidak ada satupun yang mengetahui kemana Tara pergi. Tara pergi juga tidak meninggalkan pesan apapun. Selain Rani, teman lain Tara yang juga kabur dari rumah bernama Suli.
    
"Di awal Januari lalu, Suli pernah mengirim pesan singkat kepada saya melalui nomor handphonenya. Isi pesannya, Bu kita sama Tara, ibu gak usah mikirin Tara, kami sama-sama pergi. Kami di Siantan. Setelah mengirim sms, nomornya tidak aktif sampai sekarang," ujarnya.
    
Mendengar anaknya berada di Siantan, Pontianak, Trenawati langsung mencarinya ke Kota Pontianak, namun tidak juga menemukan anaknya. Ia berpesan "Tara, pulanglah nong! Mama nunggu nong di rumah, mama minta maaf! Nong pulanglah, mama kangen,".
    
Sejenak suaranya terhenti dan berganti dengan suara tangisnya. Sambil terus menangis tersedu-sedu, ia kembali berkata; "Tara, kalau misalnya mama ada salah, mama minta maaf! Mama nunggu nong di rumah, sekarang mama tinggal di Sintang, di belakang Kantor Dukcapil, nanti nong nyusul mama ke sana. Pulanglah Tara, mama kangen sekali. Kalau mama sama bapak ada salah, mama minta maaf, mama ndak marah bah, nong pulang jaklah,".
    
Kembali suaranya tertelan oleh tangisnya. Sesekali dia mengelap air matanya dengan kerudung yang dipakainya. Air mata terus mengalir di pipinya. "Mama pusing mikirin nong, gak bisa tidur kalau malam. Pulanglah nong, mama maafkan nong kalau nong ada salah. Mama sama bapak gak marah kalau nong pulang," pintanya.

Pewarta: Faiz

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016