Pontianak (Antara Kalbar) - Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Kubu Raya, Kalimantan Barat, siap menggelar serangkaian kegiatan budaya untuk memeriahkan Cap Go Meh tahun ini yang rencananya akan dipusatkan di Yayasan Bhakti Suci, Jalan Adisucipto, Sungai Raya.
"Sesuai rencana perayaan CGM di Kubu Raya akan digelar mulai 20 hingga 23 Februari. Tidak hanya menyiapkan sejumlah stan dalam perayaan, panitia kegiatan juga memberikan kesempatan bagi para tatung di Kubu Raya untuk turut menyemarakkan perayaan Cap Go Meh," kata Wakil Ketua MABT Kubu Raya, Hamdan di Sungai Raya, Selasa.
Dia mengatakan, penyelenggaraan sejumlah kegiatan budaya Tionghoa kali ini masuk tahun kedua yang digelar di Kubu Raya.
Dia berharap dengan adanya kerja sama yang baik dengan semua pihak terkait maka perayaan CGM, bisa menjadi salah satu wadah untuk lebih mengenalkan budaya Tionghoa di Kubu Raya.
Hingga saat ini kata Hamdan panitia penyelenggaraan perayaan Cap Go Meh masih terus melakukan sejumlah persiapkan dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah setempat melalui dinas terkait.
"Para tatung itu nanti kami siapkan altar untuk sembahyang dan agar lebih tertib tatung itu juga akan kami pusatkan di sekitar Yayasan Bhakti Suci saja. Kalaupun para tatung itu ingin melakukan atraksi sudah kami imbau untuk tidak melakukan atraksi yang sadis dan lebih menonjolkan budaya Tionghoa," tuturnya.
Hamdan menegaskan, keterlibatan para tatung pada saat perayaan CGM mendatang merupakan bagi dari swadaya masyarakat Tionghoa. Artinya kata dia hingga saat ini belum ada budget yang cukup banyak dari pemerintah daerah setempat untuk turut menyemarakkan perayaan CGM.
"Rencananya dalam waktu dekat saya juga akan berupaya melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten melalui dinas pariwisata untuk membicarakan dukungan apa saja yang akan diberikan pemerintah dalam mensukseskan kegiatan Cap Go Meh," katanya.
Dia berharap kegiatan itu tidak hanya menjadi wadah untuk melestarikan budaya Tionghoa. Melalui perayaan CGM itu juga secara tidak langsung memberikan dampak yang besar bagi masyarakat luas, khususnya dibidang wisata.
"Karena tidak hanya sekedar bisa menyaksikan hiburan budaya, adanya keramaian saat CGM juga bisa meningkatkan penghasilan masyarakat sekitar. Karena belajar dari tahun sebelumnya, cukup banyak masyarakat setempat termasuk para pedagang kaki lima yang turut berjualan di sekitar pusat keramaian," kata.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Sesuai rencana perayaan CGM di Kubu Raya akan digelar mulai 20 hingga 23 Februari. Tidak hanya menyiapkan sejumlah stan dalam perayaan, panitia kegiatan juga memberikan kesempatan bagi para tatung di Kubu Raya untuk turut menyemarakkan perayaan Cap Go Meh," kata Wakil Ketua MABT Kubu Raya, Hamdan di Sungai Raya, Selasa.
Dia mengatakan, penyelenggaraan sejumlah kegiatan budaya Tionghoa kali ini masuk tahun kedua yang digelar di Kubu Raya.
Dia berharap dengan adanya kerja sama yang baik dengan semua pihak terkait maka perayaan CGM, bisa menjadi salah satu wadah untuk lebih mengenalkan budaya Tionghoa di Kubu Raya.
Hingga saat ini kata Hamdan panitia penyelenggaraan perayaan Cap Go Meh masih terus melakukan sejumlah persiapkan dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah setempat melalui dinas terkait.
"Para tatung itu nanti kami siapkan altar untuk sembahyang dan agar lebih tertib tatung itu juga akan kami pusatkan di sekitar Yayasan Bhakti Suci saja. Kalaupun para tatung itu ingin melakukan atraksi sudah kami imbau untuk tidak melakukan atraksi yang sadis dan lebih menonjolkan budaya Tionghoa," tuturnya.
Hamdan menegaskan, keterlibatan para tatung pada saat perayaan CGM mendatang merupakan bagi dari swadaya masyarakat Tionghoa. Artinya kata dia hingga saat ini belum ada budget yang cukup banyak dari pemerintah daerah setempat untuk turut menyemarakkan perayaan CGM.
"Rencananya dalam waktu dekat saya juga akan berupaya melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten melalui dinas pariwisata untuk membicarakan dukungan apa saja yang akan diberikan pemerintah dalam mensukseskan kegiatan Cap Go Meh," katanya.
Dia berharap kegiatan itu tidak hanya menjadi wadah untuk melestarikan budaya Tionghoa. Melalui perayaan CGM itu juga secara tidak langsung memberikan dampak yang besar bagi masyarakat luas, khususnya dibidang wisata.
"Karena tidak hanya sekedar bisa menyaksikan hiburan budaya, adanya keramaian saat CGM juga bisa meningkatkan penghasilan masyarakat sekitar. Karena belajar dari tahun sebelumnya, cukup banyak masyarakat setempat termasuk para pedagang kaki lima yang turut berjualan di sekitar pusat keramaian," kata.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016