Beijing (Antara Kalbar) - Drama televisi bertema gay telah dihapus dari situs pemutaran daring Tiongkok menurut laporan media pemerintah pada Rabu sementara para penggemar yang marah mengecam sensor itu.

"Addiction", serial 15 episode tentang kisah cinta dua remaja pria, tidak dapat ditayangkan di aplikasi video pada telepon pintar Xiaomi menurut hasil pencarian kantor berita AFP.

Drama yang mulai tayang akhir Januari dan telah ditayangkan 12 episode tidak lagi dapat ditonton dari sejumlah situs seperti, w.qq.com dan iqiyi.com pada Senin menurut "Global Times", yang dekat dengan People's Daily, corong Partai Komunis.

"Tidak ada alasan. Itu hasil dari lingkungan lebih luas," kata penulis dan produser serial yang menggunakan nama samaran Chaijidan seperti dikutip ifeng.com pada Selasa.

Pihak berwenang Komunis mempertahankan kontrol ketat terhadap penyiaran, media cetak dan daring, sementara membatasi akses ke situs-situs luar negeri dengan jaringan kendali besar yang dijuluki The Great Firewall of China.

Tiongkok hanya melegalkan homoseksualitas pada 1997, namun perilaku konservatif masih marak dan diskriminasi masih umum meski toleransi lebih besar di sejumlah kota besar.

Film dengan karakter homoseksual disetujui untuk tayang di bioskop tahun lalu, kata sutradara film yang menyebutnya sebagai sebuah langkah besar ke depan, namun hingga saat ini belum terligat tayang di layar lebar.

Kantor Urusan Pers, Publikasi, Radio, Film dan Televisi Beijing (State Administration of Press, Publication, Radio, Film and Television/SAPPRFT) yang berkuasa tidah pernah mengeluarkan daftar tentang apa yang dapat atau tidak dapat disinggung.

Namun gambaran negatif dari politik kontemporer seringkali dilarang, karena isinya mungkin dianggap "tidak sehat" secara moral dan menyatakan bahwa pihak berwenang percaya akan dapat menyebabkan kekacauan sosial.

Sementara tidak ada pengumuman resmi terkait pemblokiran serial "Addiction", Global Times menyebutkan para pengguna Internet Tiongkok berspekulasi bahwa tema homoseksual dan dialog seksual eksplisit kemungkinan menjadi penyebabnya.

Dalam jajak pendapat daring Komite bagi Kebaikan Pemuda dan Remaja Chengdu, organisasi sosial yang didukung oleh pemerintah, lebih dari 93 persen dari 200.000 responden tidak menyetujui penyingkiran drama tersebut.

"(Keputusan) SAPPRFT itu terlalu berlebihan. Apakah itu perlu? Itu sangat tidak populer," kata pengguna jejaring sosial Weibo, semacam Twitter di Tiongkok.

Pemblokiran konten itu merupakan yang terkini setelah drama dengan unsur transgender berjudul "Go Princess Go".

Produser eksekutifnya, Gan Wei, mengatakan para pembuatnya berinisiatif menghentikan sendiri tayangan setelah "mempertimbangkan saran dari beragam" menurut sejumlah laporan dari media Tiongkok.

Chaijidan mengatakan proses pengambilan gambar musim kedua serial "Addiction" tidak akan terpengaruh oleh larangan itu dan diperkirakan dimulai Mei.

Beberapa pengguna menyalahkan pelarangan tersebut pada pemasaran serial tersebut, yang menayangkan potongan adegan yang seharusnya dihapus, dan kedua nama karakter utama jika digabungkan akan membentuk kata "heroin".

"Ketika produser memilih jalur pemasaran yang demikian, mereka benar-benar bersiap jika drama tersebut disingkirkan," kata pengguna laman Weibo yang mengaku sebagai gay seperti dilansir kantor berita AFP. (Uu.Ian/KR-MBR)

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016