Mataram, (Antara Kalbar)- Pemerintah Kota Mataram, Nua Tenggara Barat, memberikan anggaran dalam bentuk hibah kepada Lembaga Pembinaan Tilawatil Quran (LPTQ) untuk penguatan lembaga tempat pembinaan qori/qoriah terbaik di kota itu.

Hibah senilai Rp2,3 miliar lebih tersebut termuat dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding) yang ditandatangani Wali Kota H Ahyar Abduh dan Ketua LPTQ Kota Mataram H Husnan Ahmadi, di Mataram, Jumat.

Penandatanganan MoU antara kedua belah pihak dilaksanakan secara transparan di hadapan segenap pengurus LPTQ baik di tingkat kecamatan maupun kelurahan.

Hal ini, menurut Ahyar Abduh, agar dapat menjadi perhatian semua pihak sehingga dana yang cukup besar tersebut dapat dikelola sebaik-baiknya untuk pembinaan umat muslim Kota Mataram sehingga dapat terus meningkatkan kemampuan, khususnya dalam kaitan dengan pembinaan seni membaca Al Quran.

"Dengan kepercayaan yang diberikan kepada LPTQ, semoga segala amanah dan tanggung jawab yang diberikan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya," kata wali kota.

Apalagi, dalam waktu dekat ini, Kota Mataram akan dipercaya kembali menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional pada Juli 2016.

Karena itu, LPTQ perlu segera mempersiapkan diri menghadapi agenda yang jadwalnya dipercepat dari rencana semula pada bulan September 2016.

Selain itu, diharapkan ikut membantu Pemerintah Kota Mataram menyukseskan kegiatan yang akan melibatkan qori/qoriah terbaik dari seluruh Indonesia ini.

"Agenda MTQ ini dimasukkan dalam program seratus hari kerja pertama yang berisi program kerja unggulan dan mendesak untuk segera dilaksanakan," katanya.

Kesiapan menjadi tuan rumah MTQ tingkat nasional tahun 2016 ini mendapat respons positif dari LPTQ Kota Mataram.

Menurut Ketua LPTQ Kota Mataram H Husnan Ahmadi, pihaknya akan langsung bergerak untuk membantu Pemerintah Kota Mataram menyukseskannya, setelah terbentuk seluruh kepengurusan LPTQ di tingkat kelurahan.

"Sudah lebih dari 40 kepengurusan LPTQ di kelurahan sudah terbentuk dari 50 kelurahan yang ada. Sisanya tinggal beberapa kelurahan saja, itupun hanya tinggal menyampaikan surat keputusan," katanya.

Husnan juga menyebutkan pentingnya setiap pengurus baik di tingkat kota, kecamatan maupun kelurahan untuk benar-benar memahami tujuan pembentukan LPTQ.

Dengan demikian, organisasi LPTQ tidak hanya terbentuk sebagai sebuah organisasi yang bersifat sementara lalu menghilang.

"Karenanya diperlukan pengelolaan yang baik dan serius, tulus, ikhlas, bukan hanya sambilan saja," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016