Ketapang (Antara Kalbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang kewalahan dalam menyalurkan bantuan kepada korban banjir di lima Kecamatan yang berada di bantaran Sungai Pawan karena keterbatasan anggaran.
    Kepala Pelaksana BPBD Ketapang, Soviar melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Maryanto menjelaskan, kalau saat ini diperkirakan lima kecamatan yang berada di bantaran sungai mengalami banjir yakni di Kecamatan Nanga Tayap, Sandai, Sungai Laur, Hulu Sungai serta Muara Pawan.
    "Saat ini laporan resmi yang baru masuk hanya dari Kecamatan Nanga Tayap, yang lain memang belum ada pihak camat maupun desa melapor, namun pastinya Kecamatan di bantaran sungai pasti mengalami banjir," kata dia.
    Ia menjelaskan saat ini pihaknya masih terus menghimpun data korban banjir di wilayah Kecamatan Nanga Tayap untuk memastikan berapa bantuan yang dibutuhkan oleh para korban banjir.
    "Pemkab dan perusahaan sudah menyediakan bantuan seperti mie instan, ikan kaleng, selimut, hanya saja sedikit dan tentunya tidak cukup, bantuan ini seadanya dulu dan akan kita serahkan ke Camat untuk nanti digabungkan dengan bantuan dari pihak lain," ujar dia.
    Pihaknya juga terus mengupayakan sesegera mungkin menyelesaikan menghimpun data untuk memastikan kebutuhan bantuan sehingga dapat segera dilakukan pengajuan dana tanggap darurat kepada pemerintah daerah.
    Sementara Bupati Ketapang Martin Rantan dan rombongan saat mengunjungi korban banjir di Desa Sungai Kelik, Kecamatan Nanga Tayap mengungkapkan, untuk mengantisipasi sementara kekurangan bantuan, pihaknya mendorong para camat di lokasi kejadian banjir untuk mengimbau kepada perusahaan-perusahaan setempat agar turut peduli dan menyalurkan bantuan kepada para korban banjir yang ada di wilayah masing-masing.
    Di Tayap sudah ada PT BGA dan Sinarmas yang ikut menyalurkan bantuan. "Kita berharap di wilayah lain pihak investor swasta turut andil membantu masyarakat, karena jika menunggu bantuan dari Pemda tentu memakan waktu," katanya.
    Martin menuturkan kalau untuk di satu desa di Kecamatan Nanga Tayap, tepatnya di Desa Sungai Kelik yang terdiri dari lima dusun saja, data resmi yang telah masuk terdapat 769 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 3.621 jiwa yang menjadi korban banjir.
    "Ini baru satu desa di satu Kecamatan, belum lagi desa-desa lain dan di kecamatan bantaran sungai lain seperti sandai, laur, hulu sungai, muara pawan, tentu dana tanggap darurat yang kita butuhkan jumlahnya besar," kata Martin Rantan.
    Sementara itu, saat dikonfirmasi, Camat Nanga Tayap Anwar mengaku sampai saat ini banjir masih terjadi di desa-desa pinggiran sungai di wilayahnya. Ribuan warga menjadi korban banjir tersebut.
    "Kalau di desa Kecamatan air mulai surut, tetapi di desa pinggiran sungai seperti desa Mensubang, Desa Sembelangaan, Desa Pangakalan Teluk, Desa Tanjung Medan dan Sungai Kelik banjir masih tinggi sekitar 1,5 meteran," kata Anwar.
    Lanjutnya, dari data pihaknya, terdapat 2.600 Kepala Keluarga (KK) dari lima desa yang berada dipinggiran sungai pawan tersebut, yang mana jumlah jiwanya mencapai 7.000 orang. Saat ini pihaknya tengah mengumpulkan bantuan untuk kemudian disalurkan.
    "Bantuan sementara kita himpun dari posko bencana banjir Kecamatan, pengusaha, tokoh-tokoh dan perusahaan yang berada di Nanga Tayap. Bantuan sudah ada yang disalurkan," kata Anwar.
    Ia mengaku ada juga yang belum ditinjau lokasi banjir karena terkendala akses menuju lokasi. "Jadi memang belum semua lokasi banjir tercover bantuan, tapi kita usahakan semaksimal mungkin untuk membantu warga yang menjadi korban banjir," katanya.


Pewarta: John

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016