Pontianak (Antara Kalbar) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Susana Yembise, mengharapkan pihak pengelola Sekolah Luar Biasa Dharma Asih untuk terus berinovasi dalam mengasah bakat dan keterampilan anak-anak yang ada disana.

"Semoga SLB ini bisa terus berinovasi dan lebih dikembangkan lagi bakat siswa yang ada di SLB ini, dan kami dari Kementrian akan terus membantu, bilamana ada pelatihan yang berhubungan dengan kreativitas anak," kata Yohana, saat melakukan kunjungan pada SLB Dharma Asih Pontianak, Kamis.

Selain memberikan bantuan kepada sekolah tersebut, pihaknya juga ingin memastikan tidak ada tindak kekerasan terhadap anak di sekolah itu.

"Selain memberikan bantuan, saya juga ingin bersilaturahmi dengan pihak SLB, dan sekaligus saya menyampaikan pesan untuk menjaga anak-anak, jangan sampai ada kekerasan terhadap anak di sekolah ini," tuturnya.

Dia ingin memastikan sendiri jika di sekolah itu tidak terjadi tindak kekerasan, dengan bertanya langsung pada siswa yang ada disana.

Yonaha berpesan, jika ada guru yang memukul anak-anak di sekolah, maka mereka sudah melanggar undang-undang tentang perlindungan anak.

"Tradisi budaya pukul memukul didalam sekolah itu tidak ada lagi, dan bila mana terjadi hal seperti itu, maka siswa berhak melapor ke saya dan akan saya tindak lanjut," katanya.

Menurut Yohana, hak anak itu adalah bersekolah, bermain, berkreasi, dan berkreatif. "Jadi, diharapkan kepada seluruh guru yang mengajar di sekolah untuk lebih mengedepankan hak anak-anak tersebut," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga SLB Dharma Asih, Toetie Mas'ud Abdullah mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan percaya diri anak-anak yang ada di SLB Dharma Asih, dan meningkatkan kemandirian untuk bisa lebih baik lagi ke depannya.

"Kita berharap dengan datangnya Menteri PPA ini, diharapkan ada peningkatan dalam segala bidang baik itu sarana maupun prasarana yang ada di SLB. Kita juga sudah diingatkan untuk memberikan perlindungan dan jangan sampai ada kekerasan di sekolah ini. Kita juga senang sekali mendengar jika Menteri PPA akan memberikan bantuan berupa satu drum band lagi," katanya.

Terpisah, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya juga mengharapkan setiap pemerintah daerah yang ada di provinsi itu untuk bisa menekan kasus kekerasan terhadap anak, mengingat semakin meningkatnya kasus kekerasan dan kejahatan terhadap anak setiap tahunnya.

"Salah satu upaya yang dilakukan adalah setiap pemda diharapkan untuk membuat perda tentang perlindungan anak dan mewujudkan Kota Layak Anak di daerah masing-masing. Ini diharapkan bisa menjadi atensi serius bagi kita semua, karena setiap tahunnya angka kekerasan terhadap anak terus meningkat," kata Christiandy.

Dia menjelaskan, untuk jumlah kasus kejahatan anak yang ditangani di P2TP2A Bunga Lita dapat disampaikan tahun 2008 ada 11 anak perempuan, tahun 2009 10 anak perempuan, tahun 2010 ada 18 kasus (16 anak perempuan, 2 anak laki-laki), tahun 2011 7 anak perempuan, tahun 2012 ada 12 kasus (9 anak perempuan, 3 anak laki-laki), tahun 2013 (18 anak perempuan, 5 anak laki-laki), tahun 2014 meningkat menjadi 20 kasus (17 anak perempuan, 3 anak laki-laki), tahun 2015 meningkat menjadi 21 kasus (19 anak perempuan, 2 anak laki-laki). Total kasus kejahatan terhadap anak dari tahun 2008 sampai 2015 yang ditangani lembaga tersebut ada 122 anak.

"Tidak dapat dipungkiri anak merupakan masa depan bangsa, anak adalah generasi penerus cita-cita kemerdekaan, kelangsungan hajat hidup Bangsa dan Negara, serta merupakan modal pembangunan kunci kemajuan bangsa di masa depan," tuturnya.

(KR-RDO/N005)



Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016