Pontianak (Antara Kalbar) - Humas PDAM Gunung Poteng Singkawang, M Deni Isnaeni meminta kepada Pemkot setempat untuk segera mengoptimalisasikan IPA 50 liter/detik di Semelagi Kecil, Kecamatan Singkawang Utara, melalui pemasangan bersubsidi ke rumah-rumah warga yang kurang mampu.
"Jika IPA 50 liter/detik sudah difungsikan secara rutinitas, tentunya Singkawang tidak akan kekurangan air bersih," katanya, Sabtu.
Dengan begitu, pemerintah tidak perlu lagi membangun waduk di Bukit Permai Roban, karena Singkawang nantinya akan terkepung oleh air.
Menurutnya, proyek APBN yang sudah mengalami uji coba yakni IPA 10 liter/detik di Sungai Bulan dan IPA 50 liter/detik itu sudah harus di optimalisasikan karena warga di sana sangat menginginkan fasilitas air PDAM.
Untuk itulah, Deni berharap, IPA 50 liter/detik itu, sudah harus dioptimalisasikan pemerintah untuk kebutuhan masyarakat Singkawang.
Dengan begitu, target pemerintah untuk mencapai 14 ribu pelanggan PDAM, bisa berjalan sesudah air bersih dioptimalisasikan ke masyarakat.
Menurut Deni, proyek IPA 150 liter/detik yang akan dibangun Wali Kota Singkawang di Bukit Permai Roban terkesan sangat memaksakan.
"Seharusnya dipikirkan secara matang mengenai dampaknya. Karena lokasi untuk pembangunan IPA 150 liter/detik itu merupakan lahan longsor," katanya.
Jika dipaksakan, tentu akan berdampak pada keamanan warga yang tinggal di sekitar Bukit Permai Roban. Tak hanya itu, untuk pembebasan lahannya pun, Deni menilai masih bermasalah.
"Padahal, setiap pekerjaan nasional itu, seharusnya ada pembebasan lahan. Inikan tidak," ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur PDAM Gunung Poteng Singkawang, Kristina Killin mengatakan, pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) 150 liter per detik di Bukit Permai Roban, Kecamatan Singkawang Tengah.
Setelah itu, Wali Kota Singkawang juga akan meresmikan pembangunan IPA 50 liter per detik di Singkawang Utara pada hari yang sama.
Menurutnya, dengan diresmikannya IPA 50 di Singkawang Utara nanti, secara otomatis pelanggan PDAM Singkawang akan bisa ditambah khususnya di Singkawang Utara.
"Sekarang inikan, masih dengan sistem bergilir. Yang mana dalam seminggu, untuk satu lokasi hanya diberi jatah air selama 28 jam atau dua hari dalam seminggu," tuturnya.

Pewarta: Rendra Oxtora dan Rudi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016