Jerusalem, (Antara Kalbar) - Perdana Menteri Israel Benjamin
Netanyahu pekan ini mengecam surat yang dikirim oleh beberapa senator AS
yang menyerukan penyelidikan mengenai pembunuhan warga Palestina yang
melakukan serangan terhadap warga Yahudi di tengah kerusuhan.
Surat tersebut dikeluarkan satu pekan setelah seorang tentara Israel direkam di videro sedang menembak satu warga Palestina yang melakukan serangan di Al-Khalil (Hebron). Palestina malang itu tergeletak tanpa senjata di tanah dalam kondisi cedera, setelah ia ditembak dari jarak dekat. Penyerang tersebut dan satu orang lagi meninggal setelah peristiwa itu.
Beberapa anggota parlemen AS mengecam dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh tentara Yahudi di tengah apa yang tampak seperti pembunuhan ekstrajudisial terhadap orang palestina yangmenyerang orang Yahudi.
"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan polisi Israel tidak terlibat dalam penghukuman mati," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di pernyataan pekan ini dari kantornya, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. Pernyataan tersebut adalah reaksi terhadap surat para senator AS.
"Polisi dan tentara Israel membela diri mereka dan warga sipil tak bersalah dengan standar moral paling tinggi terhadap orang yang haus darah yang datang untuk membunuh mereka," kata Netanyahu.
Netanyahu juga mengecam para senator AS tersebut karena menutup mata mengenai "pelanggaran hak asasi manusia orang Yahudi, yang menjadi korban serangan oleh orang Palestina".
Dua-puluh-delapan orang Yahudi telah tewas karena ditikam, ditabrak mobil dan ditembak sejak gelombang kerusuhan saat ini meletus pada Oktober.
Sementara itu tak kurang dari 190 orang Palestina menemui ajal, sebagian setelah penyerangan. Kelompok hak asasi manusia dan Pemerintah Palestina menyatakan para penyerang tersebut dibunuh di tempat sekalipun mereka tidak lagi menimbulkan ancaman terhadap keselamatan orang Yahudi.
Media AS pada Rabu (30/3) melaporkan 11 senator AS, yang dipimpin oleh Senator Demokrat dari Vermont --Patrick Leahy-- meminta Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia oleh orang Israel.
Jejaring yang berpusat di AS, Politico, pada hari yang sama menyatakan para senator itu mengirim surat tersebut pada 17 Februari, dan meminta penyelidikan mengenai dugaan pembunuhan tanpa proses pengadilan dan pertimbangan mengenai bantuan pertahanan buat Israel.
Surat itu dikirim di tengah perundingan AS-Israel mengenai paket bantuan militer 10-tahun. Israel adalah penerima terbesar bantuan pertahanan dari Amerika Serikat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Surat tersebut dikeluarkan satu pekan setelah seorang tentara Israel direkam di videro sedang menembak satu warga Palestina yang melakukan serangan di Al-Khalil (Hebron). Palestina malang itu tergeletak tanpa senjata di tanah dalam kondisi cedera, setelah ia ditembak dari jarak dekat. Penyerang tersebut dan satu orang lagi meninggal setelah peristiwa itu.
Beberapa anggota parlemen AS mengecam dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh tentara Yahudi di tengah apa yang tampak seperti pembunuhan ekstrajudisial terhadap orang palestina yangmenyerang orang Yahudi.
"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan polisi Israel tidak terlibat dalam penghukuman mati," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di pernyataan pekan ini dari kantornya, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. Pernyataan tersebut adalah reaksi terhadap surat para senator AS.
"Polisi dan tentara Israel membela diri mereka dan warga sipil tak bersalah dengan standar moral paling tinggi terhadap orang yang haus darah yang datang untuk membunuh mereka," kata Netanyahu.
Netanyahu juga mengecam para senator AS tersebut karena menutup mata mengenai "pelanggaran hak asasi manusia orang Yahudi, yang menjadi korban serangan oleh orang Palestina".
Dua-puluh-delapan orang Yahudi telah tewas karena ditikam, ditabrak mobil dan ditembak sejak gelombang kerusuhan saat ini meletus pada Oktober.
Sementara itu tak kurang dari 190 orang Palestina menemui ajal, sebagian setelah penyerangan. Kelompok hak asasi manusia dan Pemerintah Palestina menyatakan para penyerang tersebut dibunuh di tempat sekalipun mereka tidak lagi menimbulkan ancaman terhadap keselamatan orang Yahudi.
Media AS pada Rabu (30/3) melaporkan 11 senator AS, yang dipimpin oleh Senator Demokrat dari Vermont --Patrick Leahy-- meminta Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia oleh orang Israel.
Jejaring yang berpusat di AS, Politico, pada hari yang sama menyatakan para senator itu mengirim surat tersebut pada 17 Februari, dan meminta penyelidikan mengenai dugaan pembunuhan tanpa proses pengadilan dan pertimbangan mengenai bantuan pertahanan buat Israel.
Surat itu dikirim di tengah perundingan AS-Israel mengenai paket bantuan militer 10-tahun. Israel adalah penerima terbesar bantuan pertahanan dari Amerika Serikat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016