Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar, Gatot Rudiyono mengatakan akan terus mendorong pengembangan ekspor ikan Arwana yang menjadi kebanggaan masyarakat Kalbar ke beberapa negara lainnya selain Tiongkok.

"Selama ini ikan Arwana adalah ikan hias kebanggaan Kalbar karena telah diakui oleh banyak pihak punya kualitas yang sangat baik, dengan berbagai keunikan yang sulit diikuti oleh daerah lain. Makanya kita akan mendorong ekspor Arwana ini agar pemasarannya lebih luas lagi," kata Gatot di Pontianak, Kamis.

Apalagi menurutnya sekarang semakin mudah para pengekspor ikan arwana untuk menjual produknya ke luar negeri. Jika selama ini Tiongkok menjadi salah satu negara terbesar yang mengimpor ikan Arwana tersebut dari Kalbar, kedepan pihaknya akan terus mempromosikan keberadaan ikan tersebut dengan menjajaki pasar negara lainnya.

"Dahulu pengiriman ikan arwana ke Tiongkok sangat ketat sekali, butuh waktu panjang dan proses berbelit dan akibatnya banyak yang menyelundupkannya dari Hongkong. Sekarang sudah mudah, dan tentu membuat pasar ekspor kita agak bergairah, apalagi kabarnya ekonomi Tiongkok mulai membaik," katanya.

Ditambahkannya pula, selaku warga Kalbar kita harus bersyukur memiliki icon berupa ikan arwana atau dikenal silok. Uniknya lagi paparnya ikan ini hanya bisa hidup di Kalbar.

Menurutnya meski telah diteliti dan dikembangbiakan di daerah lain. Namun hasilnya gagal dan tidak bisa berkembang dengan baik sebagaimana daerah asalnya.

"Ini kita harus bersyukur. Bentuk bersyukurnya kita harus menjaga lingkungan. Menurut para pembudidaya ikan arwana, akibat lingkungan rusak contohnya air Kapuas, produksi hasil panen ikan tersebut menurun. Jadi lingkungan harus kita jaga," katanya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Penangkar dan Pedagang Silok (APPS) Kalbar Vincent Apriono mengatakan sebanyak 10 ribu ekor arwana Kalbar yang dikirim setiap tahunnya ke berbagai negara di dunia.

"Sejauh ini, negara Tiongkok masih menjadi pasar terbesar dari ikan hias yang kerap dijuluki ikan naga ini. Tiongkok itu yang paling besar, bisa di atas 10.000 ekor setiap tahunnya karena orang kaya di sana memang suka ikan arwana karena punya `prestise` (gengsi, red)," kata Vincent.

Ditambahkannya, Tiongkok memiliki porsi 80 persen dari total pangsa pasar ekspor arwana Kalimantan Barat ini. Paling kecil adalah pasar Eropa. Kontribusinya kurang dari 1 persen. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016