Sintang (Antara Kalbar) - Kebun sawit swadaya di Kabupaten Sintang belum diimbangi dengan pengetahuan budidaya yang baik dari petani maupun kesiapan pendampingan dari pemerintah.
    Untuk itu, dibutuhkan dorongan agar petani yang mengelola kelapa sawit secara swadaya mampu menghasilkan kebun yang berkelanjutan dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.
    Terkait hal itu, digelar Training of  Trainer Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit yang Baik, Selasa (10/5) di Sintang. Pelatihan yang digelar selama tiga hari ini, diselenggarakan oleh WWF-Indonesia berkerjasama dengan Fasilitator Daerah (Fasda) Sawit Lestari Kabupaten Sintang. Pelatihan diikuti oleh 14 orang PPL Kabupaten Sintang yang mewakili 14 kecamatan di Kabupaten Sintang dan 1 orang PPL anggota Fasda Sawit Lestari.
    "Setelah diberikan pelatihan, harapannya para peserta terlatih ke depannya dapat mentransformasikan ilmu yang diperoleh kepada petani yang lain dan kemudian petani kelapa sawit swadaya bisa mengelola kebun sesuai dengan prinsip-prinsip Good Agricultutre Practices melalui pendampingan dari PPL," kata Field Officer Sintang-Melawi, WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat, M Munawir.
    Kabupaten Sintang merupakan kabupaten dengan perputaran ekonomi utama digulirkan oleh sektor pertanian. Kelapa sawit merupakan salah satu sektor perkebunan yang berkembang pesat di Kabupaten Sintang, dan dalam waktu yang singkat dapat menyusul dominasi sektor perkebunan karet.
   Hal ini dapat dilihat dari hasil survei oleh Fasda Sawit Lestari yang dilakukan pada 7 kecamatan di Kabupaten Sintang di akhir tahun 2014, tercatat total luasan 2.195,44 hektar dimiliki oleh 449 petani sawit swadaya.
    "Kurangnya pengetahuan dan pendampingan ini berakibat pada kurangnya produktivitas kebun. Di sisi lain, kepastian usaha dalam konteks pemasaran juga akan menjadi kendala nantinya. Pemasaran Tandan Buah Segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dilakukan dengan cara menumpang dengan TBS plasma. Dengan Tanaman Menghasilkan (TM) yang muda tersebut rendemen menjadi kecil dan harganya juga berkurang. Hal ini mengakibatkan ada pihak yang dirugikan, dalam hal ini baik pihak PKS maupun petani yang ditumpangi TBSnya tersebut," paparKetua Fasda Sawit Lestari, Subarjo.
    "Pembangunan perkebunan kelapa sawit yang tidak berkelanjutan akan berdampak buruk pada lingkungan. Oleh karena itu, intervensi pemerintah pada proses pembangunan awal dan proses budidaya sangat penting, untuk memastikan perkebunan kelapa sawit swadaya yang dibangun di area yang sesuai dengan tata ruang kabupaten dan memastikan produktivitas kebunnya tinggi dan tentunya tetap berwawasan lingkungan," kata Kepala Badan Pelaksana  Penyuluh Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan (BP4KKP) Kabupaten Sintang, yang disampaikan oleh Kepala Bidang SDM dan Kelembagaan , Joko Sri Sadono.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016