Sungai Raya (Antara Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya melalui Dinas Kesehatan melakukan pertemuan advokasi dan sosialisasi tentang pencegahan penyakit kaki gajah bagi pemangku kepentingan dan masyarakat di kabupaten itu.
"Pertemuan ini juga penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam upaya pengobatan massal filariasis di Kabupaten Kubu Raya yang pada tahun ini telah memasuki Tahap II," kata Wakil Bupati Kubu Raya Hermanus di Sungai Raya, Kamis.
Dia menjelaskan melalui pertemuan itu, pihaknya mencoba untuk memberikan pengertian, menampilkan hasil data dan angka kejadian filariasis dan memberikan sosialisasi tentang kegiatan Pemberian Obat Massal Filariasis yang tahun ini memasuki tahap II.
Dijelaskannya, Filariasis atau biasa dikenal masyarakat dengan sebutan penyakit kaki gajah adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh cacing microfilaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.
Sedikitnya ada 23 jenis nyamuk yang dapat menularkan penyakit ini sehingga siklus penularannya dari penderita yang sakit kepada orang yang sehat sangat cepat.
Penyakit itu merupakan momok yang menakutkan di negara-negara tropis termasuk Indonesia karena nyamuk yang menularkan penyakit ini sangat cepat berkembang biak di daerah tropis yang memiliki iklim hangat dan basah.
Walaupun angka kematian akibat Penyakit ganas menahun ini relatif rendah namun bekas yang ditimbulkannya sangat merugikan penderitanya karena dapat menyebabkan cacat seumur hidup sehingga mengganggu aktivitas dan menurunkan produktivitas seseorang.
"Selain itu, ditemukannya satu penderita di lingkungan masyarakat akan berpotensi menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya karena penyakit ini dapat menular kepada semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, status sosial, pekerjaan dan sebagainya," katanya.
Hermanus berharap agar pencapaian upaya pencegahan penyakit kaki gajah di Kabupaten Kubu Raya lebih maksimal pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.
"Selama ini upaya pemerintah untuk mengurangi dan mengatasi penyakit kaki gajah sudah baik, akan tetapi diharapkan akan semakin berhasil setelah adanya evaluasi dan sosialisasi secara menyeluruh ini," tuturnya.
Disamping itu Hermanus juga berharap kepada semua pihak khususnya petugas kesehatan di Puskesmas agar bekerja optimal meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk minum obat filariasis.
"Pemahaman pentingnya minum obat harus menjadi perhatian semua pihak untuk itu tim dokter harus bekerja optimal dalam meningkatkan pencapaian program," katanya.
Untuk itu diharapkan kepada semua pihak terutama kader sebagai ujung tombak dan agen kesehatan di masyarakat agar gencar mengkampanyekan pentingnya minum obat masal filariasis untuk mencegah dan memutus rantai penularan filariasis.
"Kami menghimbau kepada seluruh kader agar dalam sisa waktu dua tahun ini dapat memaksimalkan perannya supaya lebih banyak masyarakat yang terbebas dari penyakit kaki gajah dan nantinya masyarakat di Inhu tidak perlu melakukan gerakan minum obat kembali selama lima tahun." kata Hermanus.
(U.KR-RDO/N002)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Pertemuan ini juga penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam upaya pengobatan massal filariasis di Kabupaten Kubu Raya yang pada tahun ini telah memasuki Tahap II," kata Wakil Bupati Kubu Raya Hermanus di Sungai Raya, Kamis.
Dia menjelaskan melalui pertemuan itu, pihaknya mencoba untuk memberikan pengertian, menampilkan hasil data dan angka kejadian filariasis dan memberikan sosialisasi tentang kegiatan Pemberian Obat Massal Filariasis yang tahun ini memasuki tahap II.
Dijelaskannya, Filariasis atau biasa dikenal masyarakat dengan sebutan penyakit kaki gajah adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh cacing microfilaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.
Sedikitnya ada 23 jenis nyamuk yang dapat menularkan penyakit ini sehingga siklus penularannya dari penderita yang sakit kepada orang yang sehat sangat cepat.
Penyakit itu merupakan momok yang menakutkan di negara-negara tropis termasuk Indonesia karena nyamuk yang menularkan penyakit ini sangat cepat berkembang biak di daerah tropis yang memiliki iklim hangat dan basah.
Walaupun angka kematian akibat Penyakit ganas menahun ini relatif rendah namun bekas yang ditimbulkannya sangat merugikan penderitanya karena dapat menyebabkan cacat seumur hidup sehingga mengganggu aktivitas dan menurunkan produktivitas seseorang.
"Selain itu, ditemukannya satu penderita di lingkungan masyarakat akan berpotensi menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya karena penyakit ini dapat menular kepada semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, status sosial, pekerjaan dan sebagainya," katanya.
Hermanus berharap agar pencapaian upaya pencegahan penyakit kaki gajah di Kabupaten Kubu Raya lebih maksimal pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.
"Selama ini upaya pemerintah untuk mengurangi dan mengatasi penyakit kaki gajah sudah baik, akan tetapi diharapkan akan semakin berhasil setelah adanya evaluasi dan sosialisasi secara menyeluruh ini," tuturnya.
Disamping itu Hermanus juga berharap kepada semua pihak khususnya petugas kesehatan di Puskesmas agar bekerja optimal meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk minum obat filariasis.
"Pemahaman pentingnya minum obat harus menjadi perhatian semua pihak untuk itu tim dokter harus bekerja optimal dalam meningkatkan pencapaian program," katanya.
Untuk itu diharapkan kepada semua pihak terutama kader sebagai ujung tombak dan agen kesehatan di masyarakat agar gencar mengkampanyekan pentingnya minum obat masal filariasis untuk mencegah dan memutus rantai penularan filariasis.
"Kami menghimbau kepada seluruh kader agar dalam sisa waktu dua tahun ini dapat memaksimalkan perannya supaya lebih banyak masyarakat yang terbebas dari penyakit kaki gajah dan nantinya masyarakat di Inhu tidak perlu melakukan gerakan minum obat kembali selama lima tahun." kata Hermanus.
(U.KR-RDO/N002)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016