Sintang (Antara Kalbar) - Dewan Pembina Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Kalbar, Milton Crosby mengajak petani untuk meningkatkan kualitas karet agar harga jual tidak terlalu rendah.
   
"Harga karet kualitas ekspor, sebenarnya sudah mencapai Rp13 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram," kata Milton Crosby.
   
Namun karena pengolahan yang kurang baik, petani hanya bisa menjual karet dengan harga Rp6 ribu sampai Rp7 ribu per kilogram.
   
Menurut Milton, hasil dari identifikasi dan inventarisasinya, kualitas karet petani Kalbar kurang memenuhi syarat ekspor. Penyebabnya, ada oknum petani yang curang dengan menambah berat karet menggunakan bahan lain. Memang tidak semua petani, tapi kata Milton, adanya petani yang curang dengan mencampurkan tanah, pasir dan aspal di dalam karet gelondongannya telah merusak harga karet.
   
"Ternyata memang dalam gelondongan karet yang dijual petani ada yang dicampur dengan tanah, pasir. Bahkan mereka ada yang mencampurnya dengan aspal supaya berat. Tapi kalau dilempar ke air, karet itu timbul," ungkapnya.
   
Akibat kecurangan yang dilakukan oknum-oknum petani ini, kata Milton, mesin-mesin di pabrik karet menjadi rusak. Sehingga perusahaan pabrik karet harus mensortir produk karet yang dijual petani sebelum diekspor ke luar negeri. "Biaya-biaya untuk hal inilah yang akhirnya dibebankan ke petani, sehingga harga karet ditingkat petani masih berkisar Rp7 ribu perkg. Karena harus menutup kerugian tadi," jelasnya.
   
Agar harga karet menjadi naik, Milton menyarankan para petani melakukan pengolahan karet menjadi sit angin bukan lump. Sit angin adalah lembaran karet hasil bekuan lateks yang digiling dan dikering anginkan sehingga memiliki KKK 90-95 persen.
   
Harga jual sit angin jauh lebih tinggi dibanding lump dan slab. Jadi tidak gelondongan tapi gepeng dan transparan sehingga harganya tinggi. Karena jelas tingkat kebersihan dan kualitasnya bisa dijamin.
   
"Ini tugas semua petani. Menjaga kualitas karet, memelihara kebun karet yang ada dan terus menanam karet karena kebutuhan karet tidak akan surut," ajak Milton.

Pewarta: Faiz

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016