Sintang (Antara Kalbar) - Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang meninjau pabrik PT Agro Sukses Lestari (ASL) di Desa Nanga Lebang, Selasa (24/5). Kunjungan tersebut bagian dari tugas pengawasan DPRD Sintang terhadap investasi di Bumi Senentang.
Kunjungan dipimpin Ketua Komisi B Harjono. Hadir pula Markus Jembari, Abdurrazak, Gregorius Bala, Kelibuk, Hikman Sudirman, Hardoyo, Romeo, Liyus, Julian Sahri, Mainar P Sari dan Hamzah Sopian. Mereka didampingi oleh Mahadum Marikan dari Badan Lingkungan Hidup dan Gunardi dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sintang.
Setibanya di lokasi, rombongan komisi B dan pemerintah disambut jajaran manajemen pabrik dan PT ASL. Mereka kemudian meninjau sejumlah infastruktur pabrik dan hasil pengolahannya.
Ketua Komisi B DPRD Sintang Harjono mengatakan kunjungan ke pabrik PT ASL untuk melihat lebih dekat pengolahan sawit. Ia mengatakan, kunjungan ke perusahaan perkebunan merupakan program rutin komisi B. "Kami mengunjungi kebun bukan untuk mencari kesalahan, tapi ingin mendorong pengelolaan perkebunan yang lebih baik. Supaya masyarakat sebagai mitra, juga bisa menikmati hasilnya," kata pria yang akrab disapa Bejang ini.
Politisi Golkar ini menambahkan, hasil kunjungan komisi B ke lapangan, akan menjadi bahan untuk membuat kebijakan yang membantu pemerintah dalam pengelolaan perkebunan. "Kami menginginkan semua investor berinvestasi dengan baik. Kebun harus dirawat, jangan dibiarkan begitu saja. Yang terpenting, perusahaan harus mempunyai pabrik sendiri jika areal tanam sudah mencapai 12 ribu hektare," tegasnya.
Antomy Ghea, manager pabrik PT ASL mengatakan, ketika dibangun, perencanaan pabrik memuat kapasitas 100 ton per jam. Namun karena Tandan Buah Segar (TBS) yang masuk sedikit, realisasi kapasitas baru 60 ton per jam. "Rata-rata TBS yang kami terima hanya 400-500 ton hari yang berasal 90 persen kebun inti. Sisanya dari kebun plasma, pihak ketiga yang sudah memiliki badan hukum. Hasil akhir dari pabrik adalah CPO dan kernel," bebernya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Kunjungan dipimpin Ketua Komisi B Harjono. Hadir pula Markus Jembari, Abdurrazak, Gregorius Bala, Kelibuk, Hikman Sudirman, Hardoyo, Romeo, Liyus, Julian Sahri, Mainar P Sari dan Hamzah Sopian. Mereka didampingi oleh Mahadum Marikan dari Badan Lingkungan Hidup dan Gunardi dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sintang.
Setibanya di lokasi, rombongan komisi B dan pemerintah disambut jajaran manajemen pabrik dan PT ASL. Mereka kemudian meninjau sejumlah infastruktur pabrik dan hasil pengolahannya.
Ketua Komisi B DPRD Sintang Harjono mengatakan kunjungan ke pabrik PT ASL untuk melihat lebih dekat pengolahan sawit. Ia mengatakan, kunjungan ke perusahaan perkebunan merupakan program rutin komisi B. "Kami mengunjungi kebun bukan untuk mencari kesalahan, tapi ingin mendorong pengelolaan perkebunan yang lebih baik. Supaya masyarakat sebagai mitra, juga bisa menikmati hasilnya," kata pria yang akrab disapa Bejang ini.
Politisi Golkar ini menambahkan, hasil kunjungan komisi B ke lapangan, akan menjadi bahan untuk membuat kebijakan yang membantu pemerintah dalam pengelolaan perkebunan. "Kami menginginkan semua investor berinvestasi dengan baik. Kebun harus dirawat, jangan dibiarkan begitu saja. Yang terpenting, perusahaan harus mempunyai pabrik sendiri jika areal tanam sudah mencapai 12 ribu hektare," tegasnya.
Antomy Ghea, manager pabrik PT ASL mengatakan, ketika dibangun, perencanaan pabrik memuat kapasitas 100 ton per jam. Namun karena Tandan Buah Segar (TBS) yang masuk sedikit, realisasi kapasitas baru 60 ton per jam. "Rata-rata TBS yang kami terima hanya 400-500 ton hari yang berasal 90 persen kebun inti. Sisanya dari kebun plasma, pihak ketiga yang sudah memiliki badan hukum. Hasil akhir dari pabrik adalah CPO dan kernel," bebernya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016