Pontianak (Antara kalbar) - Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Bank Indonesia Kalimantan Barat memprediksi pada triwulan II 2016 perekonomian melambat dengan kisaran pertumbuhan sebesar 5,05-5,55 persen.
"Pertumbuhan ekonomi triwulan II ke depan diprediksi akan relatif rendah dibandingakan triwulan I yang realisasi pertumbuhannya sebesar 5,93 persen," ujar Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Kalbar Dwi Suslamanto, Jumat.
Dwi menambahkan, dari sisi permintaan melambatnya komponen konsumsi rumah tangga terjadi seiring dengan optimisme masyarakat yang sepenuhnya belum pulih. Walapun cenderung mengalami perlambatan, komponen konsusmsi rumah tangga menurutnya tetap terjaga pada level pertumbuhan yang cukup kuat ditopang oleh rangkainya perayaan keagamaan terutama Idul Fitri pada akhir triwulan II mendatang.
"Di sisi lain juga perlambatan lebih dalam pada perekonomian Kalbar tertahan oleh perbaikan kinerja pada ekspor yang utamanya didorong oleh ekspor luar negeri komoditas mineral alumina dan meningkatnya komponen investasi," katanya.
Selanjutnya, kata Dwi, perlambatan ekonomi Kalbar triwulan II disebabkan oleh perlambatan pada sektor ekonomi utama seperti pertanian dan perdagangan. Sektor pertanian melamban karena telah berlalunya masa panen raya.
"Namun secara kumulatif tahun 2016 perekonomian Kalbar diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan realisasi pertumbuhan sebelumnya dari 4,81 persen pada tahun 2015 menjadi kisaran 5,18 persen-5,68 persen," katanya.
Sementara itu, kata Dwi, inflasi Kalbar pada triwulan II 2016 diperkirakan pada level yang moderat dengan puncak inflasi terjadi di akhir triwulan. Tekanan inflasi diperkirakan meningkat pada bulan Juni 2016.
"Risiko inflasi yang akan terjadi bersumber dari tarikan permintaan seiring dengan datangnya bulan Ramadhan dan persiapan lebaran. Dua agenda tahunan tersebut diperkirakan berdampak pada kenaikan harga sejumlah komoditas strategis seperti pangan dan tiket angkutan udara," katanya.
Menurut dia, berdasarkan beberapa risiko tersebut inflasi Kalbar pada triwulan II 2016 diperkirakan berada dalam kisaran 3,78-4,78 persen.
(KR-DDI/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Pertumbuhan ekonomi triwulan II ke depan diprediksi akan relatif rendah dibandingakan triwulan I yang realisasi pertumbuhannya sebesar 5,93 persen," ujar Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Kalbar Dwi Suslamanto, Jumat.
Dwi menambahkan, dari sisi permintaan melambatnya komponen konsumsi rumah tangga terjadi seiring dengan optimisme masyarakat yang sepenuhnya belum pulih. Walapun cenderung mengalami perlambatan, komponen konsusmsi rumah tangga menurutnya tetap terjaga pada level pertumbuhan yang cukup kuat ditopang oleh rangkainya perayaan keagamaan terutama Idul Fitri pada akhir triwulan II mendatang.
"Di sisi lain juga perlambatan lebih dalam pada perekonomian Kalbar tertahan oleh perbaikan kinerja pada ekspor yang utamanya didorong oleh ekspor luar negeri komoditas mineral alumina dan meningkatnya komponen investasi," katanya.
Selanjutnya, kata Dwi, perlambatan ekonomi Kalbar triwulan II disebabkan oleh perlambatan pada sektor ekonomi utama seperti pertanian dan perdagangan. Sektor pertanian melamban karena telah berlalunya masa panen raya.
"Namun secara kumulatif tahun 2016 perekonomian Kalbar diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan realisasi pertumbuhan sebelumnya dari 4,81 persen pada tahun 2015 menjadi kisaran 5,18 persen-5,68 persen," katanya.
Sementara itu, kata Dwi, inflasi Kalbar pada triwulan II 2016 diperkirakan pada level yang moderat dengan puncak inflasi terjadi di akhir triwulan. Tekanan inflasi diperkirakan meningkat pada bulan Juni 2016.
"Risiko inflasi yang akan terjadi bersumber dari tarikan permintaan seiring dengan datangnya bulan Ramadhan dan persiapan lebaran. Dua agenda tahunan tersebut diperkirakan berdampak pada kenaikan harga sejumlah komoditas strategis seperti pangan dan tiket angkutan udara," katanya.
Menurut dia, berdasarkan beberapa risiko tersebut inflasi Kalbar pada triwulan II 2016 diperkirakan berada dalam kisaran 3,78-4,78 persen.
(KR-DDI/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016