Pontianak (Antara Kalbar) - Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia mencatat dari total penyaluran kredit di Kalimantan Barat pada triwulan I tahun 2016, hanya sekitar Rp35,87 triliun yang dipenuhi oleh perbankan di daerah itu.
"Sedangkan sisanya merupakan pembiayaan perbankan dari provinsi lain terutama Jakarta yang mencapai Rp14,47 triliun," kata Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Kalbar, Dwi Suslamanto, Jumat.
Namun sebaliknya, kata dia, perbankan di Kalbar juga ada yang menyalurkan kredit sebesar Rp3,70 triliun ke provinsi lain atau sekitar 9,36 persen dari total yang disalurkann oleh perbankan yang berlokasi di Kalbar yang sebesar Rp39,57 triliun.
Dwi mengatakan, untuk penyaluran kredit di Kalbar, bank konvensional masih mendominasi sebesar Rp52,58 triliun atau 93,80 persen, jauh di atas perbankan syariah yang hanya menyalurkan sebesar Rp3,47 triliun atau 6,20 persen.
"Meski secara nilai penyaluran kredit perbankan syariah rendah, namun secara tingkat pertumbuhan jauh lebih tinggi, yakni sebesar 31,38 persen dibandingkan bank konvensional yang hanya tumbuh 16,51 persen," katanya.
Sementara itu, kata Dwi, untuk sisi kinerja jumlah aset perbankan Kalbar mencapai sebesar Rp56,44 triliun tumbuh 14,08 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan akhir 2015 sebesar 11,03 persen.
"Sedangkan untuk `loan to deposit ratio` perbankan Kalbar meningkat 90,57 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya 86,76 persen," katanya.
Sementara itu, menurut Dwi, secara keseluruhan untuk tingkat risiko kredit di Kalbar yang tecermin dari "rasio non performing laon" (NPL) berada di posisi 3,35 persen.
"Nilai NPL yang ada lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 2,95 persen walaupun masih dibatas aman, yakni di bawah 5 persen," kata dia.
(KR-DDI/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Sedangkan sisanya merupakan pembiayaan perbankan dari provinsi lain terutama Jakarta yang mencapai Rp14,47 triliun," kata Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Kalbar, Dwi Suslamanto, Jumat.
Namun sebaliknya, kata dia, perbankan di Kalbar juga ada yang menyalurkan kredit sebesar Rp3,70 triliun ke provinsi lain atau sekitar 9,36 persen dari total yang disalurkann oleh perbankan yang berlokasi di Kalbar yang sebesar Rp39,57 triliun.
Dwi mengatakan, untuk penyaluran kredit di Kalbar, bank konvensional masih mendominasi sebesar Rp52,58 triliun atau 93,80 persen, jauh di atas perbankan syariah yang hanya menyalurkan sebesar Rp3,47 triliun atau 6,20 persen.
"Meski secara nilai penyaluran kredit perbankan syariah rendah, namun secara tingkat pertumbuhan jauh lebih tinggi, yakni sebesar 31,38 persen dibandingkan bank konvensional yang hanya tumbuh 16,51 persen," katanya.
Sementara itu, kata Dwi, untuk sisi kinerja jumlah aset perbankan Kalbar mencapai sebesar Rp56,44 triliun tumbuh 14,08 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan akhir 2015 sebesar 11,03 persen.
"Sedangkan untuk `loan to deposit ratio` perbankan Kalbar meningkat 90,57 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya 86,76 persen," katanya.
Sementara itu, menurut Dwi, secara keseluruhan untuk tingkat risiko kredit di Kalbar yang tecermin dari "rasio non performing laon" (NPL) berada di posisi 3,35 persen.
"Nilai NPL yang ada lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 2,95 persen walaupun masih dibatas aman, yakni di bawah 5 persen," kata dia.
(KR-DDI/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016