Kata "Ramadhan" secara etimologi berarti membakar, menyengat karena terik, atau sangat panas. Dinamakan demikian karena saat ditetapkan sebagai bulan wajib berpuasa, udara atau cuaca di jazirah Arab sangat panas sehingga bisa membakar sesuatu yang kering.

Dalam melaksanakan ibadah puasa, paling tidak ada empat hal yang harus kita bakar selama Ramadhan yang kita jalani.

Pertama, membakar semua dosa-dosa kita kepada Allah sehingga bisa kembali suci seperti semula. Karena hakikatnya manusia terlahir dalam keadaan suci-bersih karena Allah meniupkan ruh Ilahi kepadanya. Namun saat berada di dunia ini kita tak kuasa menahan diri, lupa akan tugas dan misi hidup dan tujuan akhir sebenarnya.

Kedua, membakar semua dosa kepada sesama yang telah kita lakukan. Dalam berinteraksi dengan manusia lain, kesalahan dan kekhilafan biasa terjadi. Dalam pergaulan sehari-hari, sering menyakiti sesama dengan perkataan maupun  perbuatan. Kehadiran Ramadhan diharapkan dapat membakar semua dosa-dosa yang dilakukan dengan menebarkan kebaikan kepada sesama manusia.

Ketiga, Ramadhan tahun ini harus menjadi kesempatan untuk membakar "dosa yang membeku" yang kita lakukan karena memakan sesuatu yang tidak dihalalkan Allah, baik zatnya, cara mendapatkannya, maupun hak-hak Allah yang belum kita penuhi seperti zakat, infaq, dan sedekah.

Keempat, kehadiran bulan mulia ini semoga bisa membakar semua tabiat buruk yang selama ini kita lakukan. Bila kita selama ini sering mengeluh, tidak bersyukur, lalai dalam menjalankan kewajiban, berkata kasar, merasa besar, super, terhormat, populer, pintar, menganggap orang lain bodoh, maka kita bakar semua itu dengan kekuatan Ramadhan.

Selain itu, Ramadhan juga berarti "mengasah" karena masyarakat Jahiliyah pada bulan itu mengasah alat-alat perang (pedang, golok, dan sebagainya) untuk menghadapi perang pada bulan berikutnya. Dengan demikian, Ramadhan dapat dimaknai sebagai bulan untuk "mengasah" jiwa, "mengasah" ketajaman pikiran dan kejernihan hati, sehingga dapat "membakar" sifat-sifat tercela dan "lemak-lemak dosa" yang ada dalam diri kita.

Sejatinya makna dasar ini mampu membakar semua potensi buruk yang mendominasi hati dan perbuatan kita selama ini dan mengasah semua potensi baik dalam kerangka mencintai Allah.
   
Di zaman ketika manusia lalai dalam kehidupan dunia, seorang mukmin senantiasa menjaga diri dalam hatinya. Menjaga kelembutan dan kepekaan jiwanya. Ramadhan akan mengasah jiwa seorang Muslim untuk selalu peka dan peduli terhadap saudaranya yang lain.  Ramadhan menyediakan satu bulan saja dalam mengubah visi, misi dan arah pikiran kehidupan seseorang.

Melalui puasa pada siang harinya, shalat tarawih malam hari, beriktikaf sepertiga akhirnya, membayar zakat, infaq, shadaqah, menjaga perkataan dan perbuatan dari menyakiti sesama, dapat melahirkan orang-orang suci yang penuh dengan ketaqwaan.

Semoga kehadiran Ramadhan kali ini  bisa membuat kita lebih bertenaga berbuat baik dan memberi manfaat kepada sesama.

*Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang

Pewarta: Miftahul Khair*

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016