Sambas (Antara Kalbar) - Wakil Bupati Sambas, Hairiah meletakkan batu pertama pembangunan Sekolah Firial atau sekolah sementera yang sebelumnya sekolah tersebut seperti gubuk yang terletak di Dusun Elok Asam, Sambas, Kalimantan Barat.

Kondisi sekolah yang memiliki murid sekitar 30 siswa ini sangat memprihatinkan, sampai ada istilah sekolah tidak layak ini mirip dengan yang ada di film "Laskar Pelangi".

"Pemerintah daerah selama ini sudah melihat, mendengar dan menyaksikan kondisi sekolah yang sangat memprihatinkan ini, sampai-sampai ada yang menyebutkan sekolah ini sama dengan yang ada di film Laskar Pelangi," ujarnya di Sambas, Kamis.

Mantan anggota DPD-RI ini menyebutkan, melihat kondisi ini pemerintah daerah tentunya tidak akan berdiam diri. Sebab pada saat dia bersama Bupati Sambas dilantik pada 13 Juni lalu, mereka sudah berniat untuk melakukan kunjungan langsung melihat suasana pendidikan yang ada di Kabupaten Sambas.

"Saya ingin melihat langsung lokasi SD tersebut setelah mendapat informasi dari Dinas Pendidikan bahwa sekolah ini sudah dialokasikan dana untuk dibangun tahun ini," kata Hairiah.

Ia mengaku sangat bersyukur karena ini salah satu upaya program untuk terus mendongkrak peningkatan Indeks Pembangunan Manusia agar peringkatnya naik. "Mudah-mudahan jika pendidikan segala lini dan usia anak sekolah sudah sesuai standar. Insya Allah IPM di Kabupaten Sambas bisa naik lagi dari tahun sebelumnya," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, anggota DPRD Kabupaten Sambas, Yakob Pujana yang ikut rombongan wakil bupati mengharapkan supaya pemerintah daerah lebih memperhatikan tenaga pendidik di sekolah tersebut. Sebab sudah selama tiga tahun terakhir para guru yang mengajar di sekolah tersebut belum mendapat honor yang layak.

"Selain bangunan, yang juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah adalah adalah insentif bagi guru-guru yang mengajar di sini, karena jika keempat guru tersebut pindah dan tidak mau lagi mengajar, maka pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan terpaksa harus menugaskan guru ke daerah ini," kata Yakob.

Yakob yang juga merupakan tim relawan peduli masyarakat pedalaman yang memperjuangkan anak-anak untuk bersekolah ini mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah daerah yang telah membantu dan memperhatikan kondisi bangunan sekolah dusun Elok Asam yang terpencil ini.

"Gaji mereka sangat terbatas, kami selaku relawan pada saat itu juga belum mampu maksimal," katanya.

Maka dari itu, lanjutnya, pihaknya sangat berharap pemerintah daerah bisa membantu melanjutkan perjuangan agar anak-anak di Tebuah Elok bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Sebab anak-anak yang bersekolah terdiri dari empat dusun, jarak tempuh anak-anak bersekolah sangat jauh sekitar empat kilometer, bahkan ada yang hingga tujuh kilometer.

(KR-DDI/N005)

Pewarta: Dedi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016