Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis menyatakan, tercatat sebanyak 196 desa dari 1.977 desa di Kalbar rawan kebakaran hutan dan lahan sehingga perlu peran semua pihak secara bersama-sama dalam mencegahnya.
"Mari kita semuanya bertekad dalam mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan dengan harapan di tahun ini, Kalbar zero asap," kata Cornelis pada sambutannya saat memimpin gelar pasukan Operasi Bina Karuna dalam rangka penanggulangan Karhutla di halaman Mapolda Kalbar, Selasa.
Di antaranya desa-desa yang rawan terjadi kebakaran pada musim kemarau, yakni Desa Teluk Empening, Teluk Bayur dan Teluk Bakung di Kabupaten Kubu Raya. Kemudian Desa Batu Nanta di Kabupaten Melawi, Desa Akcaya I di Kabupaten Sintang.
"Kemudian di Desa Sungai Pelang, Sungai Besar, Sungai Nanjung, Sungai Bakau, Pematang Gadung di Kabupaten Ketapang," ungkap Cornelis.
Berbagai upaya dan kegiatan telah dilakukan dalam melakukan pencegahan Karhutla, di antaranya menghadiri Rakor Karhutla 2016 di BNPB Jakarta dan Pekanbaru Riau, inventarisasi lahan terbakar 2015, yakni lahan gambut seluas 74.858 hektare, dan non gambut 92.833 hektare.
Kemudian pencanangan pembentukan kelompok masyarakat atau desa siaga api se-Kalbar di Sungai Kelik, Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, pembentukan kelompok masyarakat di Desa Batu Nanta, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi, dan lain sebagainya, kata Cornelis.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Kalbar mengajak semua elemen masyarakat, instansi pemerintah, TNI dan Polri, serta dunia usaha untuk peduli pada lingkungan dengan tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan, sehingga tercipta zero asap tahun 2016 di Kalbar.
(U.A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Mari kita semuanya bertekad dalam mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan dengan harapan di tahun ini, Kalbar zero asap," kata Cornelis pada sambutannya saat memimpin gelar pasukan Operasi Bina Karuna dalam rangka penanggulangan Karhutla di halaman Mapolda Kalbar, Selasa.
Di antaranya desa-desa yang rawan terjadi kebakaran pada musim kemarau, yakni Desa Teluk Empening, Teluk Bayur dan Teluk Bakung di Kabupaten Kubu Raya. Kemudian Desa Batu Nanta di Kabupaten Melawi, Desa Akcaya I di Kabupaten Sintang.
"Kemudian di Desa Sungai Pelang, Sungai Besar, Sungai Nanjung, Sungai Bakau, Pematang Gadung di Kabupaten Ketapang," ungkap Cornelis.
Berbagai upaya dan kegiatan telah dilakukan dalam melakukan pencegahan Karhutla, di antaranya menghadiri Rakor Karhutla 2016 di BNPB Jakarta dan Pekanbaru Riau, inventarisasi lahan terbakar 2015, yakni lahan gambut seluas 74.858 hektare, dan non gambut 92.833 hektare.
Kemudian pencanangan pembentukan kelompok masyarakat atau desa siaga api se-Kalbar di Sungai Kelik, Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, pembentukan kelompok masyarakat di Desa Batu Nanta, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi, dan lain sebagainya, kata Cornelis.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Kalbar mengajak semua elemen masyarakat, instansi pemerintah, TNI dan Polri, serta dunia usaha untuk peduli pada lingkungan dengan tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan, sehingga tercipta zero asap tahun 2016 di Kalbar.
(U.A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016