Kalbar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat menyiagakan obat-obatan hingga oksigen di puskesmas yang ada setiap kecamatan dan desa untuk melayani masyarakat terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Sejauh ini belum ada laporan untuk masyarakat terkena ISPA karena karhutla, tapi kita sudah persiapkan hal yang dibutuhkan di puskesmas-puskesmas," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Wan Iwansyah di Kubu Raya, Selasa.
Namun hingga saat ini, kata dia, berdasarkan laporan dari puskesmas belum ada temuan penyakit seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Begitu juga dengan hasil pemantauan kualitas udara yang dikatakannya masih standar atau belum membahayakan.
Dinkes Kubu Raya, kata dia, terus melakukan edukasi ke masyarakat, di antaranya adalah dengan mengurangi aktivitas di luar rumah dan mewajibkan penggunaan alat pelindung diri seperti masker.
"Untuk masker dan vitamin, obat-obatan sementara kita berikan ke BPBD untuk teman-teman di lapangan yang berjuang memadamkan api, setelah ditetapkan kondisi udara masuk dalam bahaya kita baru akan bagi-bagi masker dan vitamin ke masyarakat," katanya.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kubu Raya, Yusran Anizam memastikan Dinkes standby untuk menangani masyarakat. Terlebih Pj Bupati Kubu Raya sudah mengeluarkan maklumat untuk penanganan secara terintegrasi dalam karhutla ini.
"Semua unit-unit layanan kesehatan kita dalam posisi siaga, standby," kata Yusran.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kubu Raya, Herry Purwoko mengatakan pihaknya masih mendata luasan lahan yang terbakar. Kahutla itu terjadi di wilayah Kecamatan Sungai Raya, Sungai Kakap, Rasau Jaya dan Ambawang.
"Luas lahan belum dapat kita hitung, karena masih ada api yang bisa menambah luasan lahan. Biasanya kita hitung setelah selesai," katanya.
Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat mencatat ada 25 titik api pada Selasa (29/10). Titik api tersebut ada tujuh di Sambas, delapan di Ketapang, masing-masing satu di Sintang, Kayong Utara dan Melawi, lalu lima di Kubu Raya dan dua di Pontianak.
"Potensi karhutla masih terjadi di sebagian wilayah Kalbar pada 29-31 Oktober 2024," kata Prakirawan BMKG Kalbar, Ade Supriyatna.