Pontianak (Antara Kalbar) - Anggota Komisi XI DPR, Michael Jeno mengatakan, dirinya akan ikut mendorong percepatan pembangunan terminal ekspor di Kalimantan Barat untuk meningkatkan pendapatan asli daerah provinsi itu.

"Saya harap rekan-rekan anggota Komisi XI yang hadir pada kunjungan kerja di Kalbar hari ini bisa ikut mendorong percepatan pembangunan terminal ekspor di Kalbar agar PAD provinsi itu bisa lebih maksimal," kata Jeno di Pontianak, Senin.

Dia menjelaskan, secara umum Kalbar memiliki ekonomi berbasis komunitas di antaranya CPO, Karet dan pertambangan.

"Bahkan untuk pertambangan, investasi tambang kita mungkin yang terbesar di Indonesia dengan investasi sebesar 2,5 miliar dolar, untuk pembangunan pabrik pengelolaan bauksit menjadi tepung alumina yang ada di Kabupaten Ketapang," katanya.

Kemudian, ada juga pembangunan pabrik aneka tambang di Tayan dengan nilai investasi sebesar kurang lebih 500 juta dolar, dimana dikatakannya, untuk bidang pertambangan, Karet dan CPO itu kedepan akan menjadi motor penggerak ekonomi, tidak hanya bagi Kalbar, tetapi juga bagi Indonesia.

Namun, katanya, yang menjadi ironis adalah, di saat Kalbar memiliki potensi sawit, dimana hampir 1,5 juta hektare lahan yang ada sudah ditanami, tapi pembangunan di Kalbar sangat lambat.

"Dimana ini sudah disampaikan oleh seluruh kepala daerah, dimana PAD dari sektor tersebut masih sangat minim. Ini yang perlu menjadi perhatian bagi kita semua, dimana pemerintah pusat diharapkan bisa membuat kebijakan Nasional terkait bagi hasil yang lebih adil untuk daerah," kata Michael.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan, agar hal itu bisa lebih maksimal adalah dengan membangun pelabuhan ekspor di Kalbar dan membangun hilirisasi industri.

Hal itu perlu dilakukan agar multiplayer efek dari pembangunan di Kalbar bisa lebih dimaksimalkan.

Karena dia menilai itu sangat lucu, dimana berbagai proses ekspor yang ada di Kalbar, khususnya barang dari Kalbar yang akan di ekspor ke Malaysia dan Singapore, harus melalui pelabuhan Tanjung Periuk terlebih dahulu, baru masuk ke Kalbar. Demikian dengan barang yang diimpor.

"Padahal, jika dari Kalbar langsung ke luar, tentu lebih efektif dan sangat efisien, sehingga PAD Kalbar dan darah terkait lainnya bisa lebih ditingkatkan," tuturnya.



(U.KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016