Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengajak para pengusaha untuk memanfaatkan fasilitas Pos Logistik Berikat (PLB) yang menjadi program terbaru dari Bea dan Cukai.

"Kebijakan ini sebagai bentuk kepercayaan pemerintah kepada daerah untuk memasukkan barang-barang industri dan non-industri guna cadangan bisnis. Apakah itu membangun pabrik atau membuat produksi lainnya, baik industri kecil, menengah atau besar, dimana pelaku usaha diberikan bebas pajak atau tax holiday," kata Cornelis saat menyampaikan sambutan pada sosialisasi Pusat Logistik Berikat dan Pusat Logistik Berikat Tata Laksana Pemasukan-Pengeluaran Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Barat, Pontianak, Rabu.

Karena itu Cornelis, mengimbau para pengusaha baik kecil maupun menengah agar memanfaatkan Tax Holiday guna menghindari biaya ekonomi tinggi dalam produk industri baik ekspor maupun impor.

Dia menilai dengan berjalannya tax holiday maka pendapatan ekonomi bisa naik, ekspor impor seimbang dan kemiskinan bisa berkurang.

"Saya juga meminta agar Kamar dagang dan Industri (KADIN) Kalimantan Barat proaktif mensosialisasi hal ini kepada pengusaha memanfaatkan moment baik ini," katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai Kalbar Saifullah Nasution menjelaskan, PLB merupakan fasilitas yang diberikan pemerintah untuk menarik ke dalam negeri kegiatan penumpukan atau inventory barang keperluan manufaktur domestik yang semula berada di luar negeri terutama di Malaysia dan Singapura, sehingga biaya logistik nasional menjadi lebih efisien.

Ide ini semacam stimulan fiskal untuk pengusaha di Kalbar, karena akan memberikan keuntungan bagi eksportir dan importir kita.

Dia menjelaskan, jika dulunya barang-barang itu tertahan di Malaysia dan Singapura, dimana kawasan itu dijadikan sebagai tempat-tempat penyimpanan barang sebelum masuk ke Indonesia. Dengan kebijakan PLB ini, barang-barang itu bisa disimpan di daerah kita sendiri.

Menurutnya, keuntungan yang diperoleh pengusaha dengan adanya PLB itu bisa menekan biaya produksi. Keuntungan lainnya pun pembuatan PLB ini bisa dengan konsep parsial. Artinya bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengusaha.

Untuk wilayah Kalimantan Barat, lanjutnya, keberadaan PLB itu bisa menampung barang-barang yang dibutuhkan industri. Namun dia melihat sektor yang cocok untuk memanfaatkannya adalah industri pertambangan dan perkebunan.

"Berbagai sektor industri bisa ikut andil. Termasuk hasil hutan di sini cukup baik untuk memanfaatkannya. Komoditas ini bisa dibuat dalam kemasan, maka bahan baku seperti kaleng dan sebagainya bisa ditimbun di PLB sebelum diproduksi. Sehingga biaya lebih murah," tuturnya.

Saifullah menyebutkan sudah ada 12 PLB yang dibangun sejak kebijakan dalam paket ekonomi II ini bergulir. Terakhir pembangun PLB ini di Kalimantan Timur untuk industri perminyakan.

Sedangkan di Kalbar tantangan yang dihadapi ialah memberikan penjelasan sebaik mungkin kepada pengusaha bahwa keuntungan sangat besar bisa diperoleh jika memanfaatkan PLB ini. Karena itu dia berharap Kadin Kalbar bisa mendorong pengusaha untuk memanfaatkan ini.

"Seperti di perbatasan, dimana di sana tidak hanya membeli barang di Malaysia. Tapi kami juga berkeinginan industri ada disitu sehingga masyarakat bisa bekerja, Jadi masyarakat tidak harus ke Malaysia karena barang-barang yang dibutuhkan bisa beli di PLB," katanya.  

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016