Jakarta (Antara Kalbar) - Indonesia Investment Promotion Center (IIPC), kantor perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Tokyo, Jepang, aktif memfasilitasi minat investasi investor Jepang untuk mendapatkan izin Pusat Logistik Berikat.
Perusahaan yang bergerak di bidang logistik yakni PT Nittsu Lemo Indonesia Logistik, anak perusahaan dari Nippon Express, berhasil mendapatkan izin Pusat Logistik Berikat melalui kerja sama Direktorat Bea Cukai, Kementerian Keuangan serta IIPC Tokyo dan Atase Keuangan KBRI Tokyo.
Pejabat Promosi Investasi IIPC Tokyo Saribua Siahaan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, menyampaikan saat ini pihaknya juga sedang berupaya memfasilitasi dua perusahaan logistik lainnya dari Jepang untuk mendapatkan izin Pusat Logistik Berikat.
"Anak perusahaan Nippon Express aktif difasilitasi oleh Bea Cukai di Indonesia serta IIPC Tokyo dan Atase Keuangan KBRI Tokyo di Jepang sejak akhir tahun lalu hingga April 2017 melalui forum 'business meeting' dengan Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi," jelasnya.
Menurut Saribua, Pusat Logistik Berikat merupakan salah satu terobosan kebijakan pemerintah yang jadi bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi II guna menekan biaya logistik dan mendorong efisiensi kinerja perdagangan nasional.
"Dengan banyaknya perusahaan Jepang di bidang logistik yang masuk ke Indonesia, diharapkan dapat mendorong efisiensi serta meningkatkan kemampuan logistik untuk melayani investor asing maupun perusahaan nasional," lanjutnya.
Sementara Kepala BKPM Thomas Lembong merespon positif diperolehnya berbagai izin pusat logistik berikat oleh investor Jepang tersebut.
"Pusat Logistik Berikat itu selain mempercepat urusan investor dalam mengatur keluar masuk barangnya juga akan memberikan bukti terhadap berbagai terobosan kebijakan oleh pemerintah," ujar Thomas.
Jepang merupakan salah satu kontributor utama dari capaian realisasi investasi Indonesia. Berdasarkan data BKPM, pada triwulan pertama 2017, Jepang menduduki peringkat kedua dengan nilai investasi mencapai 1,4 miliar dolar AS atau setara dengan 19,2 persen dari total investasi yang masuk ke Indonesia.
Posisi Jepang di bawah Singapura yang investasinya mencapai 2,1 miliar dolar AS (28,2 persen), di atas Tiongkok sebesar 600 juta dolar AS (8,2 persen), Amerika Serikat 587 juta dolar AS (8,2 persen), dan Korea Selatan 423 juta dolar AS (5,8 persen).