Pontianak (Antara) - Prakirawan BMKG Supadio Pontianak, Sutikno mengatakan angin kencang yang terjadi di ibu kota Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak diakibatkan oleh penumpukan awan Cumulonimbus dan belokan angin pada 1.000 meter di atas permukaan laut.

"Untuk curah hujan pada sore tadi sekitar pukul 15.00 terjadi merata di seluruh wilayah Kalbar. Namun hujan yang disertai angin kencang terjadi di Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Landak dan Mempawah," kata Sutikno di Sungai Raya, Selasa.

Dia mengatakan, angin kencang yang terjadi di Kubu Raya dan Pontianak sore tadi berada di kisaran 30 sampai 35 knot. Namun, ada beberapa wilayah di dua daerah tersebut, kisaran angin hanya sekitar 22 sampai 30 knot.

"Untuk angin di atas 30 knot itu sudah masuk dalam kategori kencang dan dapat merusak. Namun, kita tidak bisa mengatakan kalau itu adalah angin puting beliung karena harus dilihat dari putaran angin yang terjadi di lapangan," tuturnya.

Sutikno menjelaskan, angin kencang tersebut terjadi akibat awan Cumulonimbus yang menumpuk akibat belokan angin di atas 1.000 meter dari permukaan laut di wilayah Kalbar.

"Angin itu menyebabkan penumpukan awan Cumulonimbus. Dan seperti yang kita ketahui, awan itu merupakan penghasil hujan, petir dan angin kencang yang produktif," katanya.

Dia menambahkan, kemungkinan besar hal itu masih akan terjadi pada beberapa hari kedepan, mengingat kumpulan awan Cumulonimbus masih banyak berada di atas langit Kalbar.

Seperti yang diketahui, angin kencang melanda sebagian kota Pontianak dan sekitarnya dan menyebabkan sejumlah bangunan rusak berat.

Dari pantauan di lapangan, beberapa bangunan yang rusak di antaranya ruko yang terdapat di samping kafe Pegasus di Jalan Gusti Hamzah, Pontianak Kota yang rusak berat akibat terjangan angin kencang yang terjadi sekitar pukul 15.30 tadi.

Atap kanopi pada ruko tersebut terbang terbawa angin hingga ke badan jalan dan menyebabkan kemacetan. Sampai saat ini, masyarakat sekitar berupaya untuk memindahkan material bangunan yang menutup jalan.

"Kondisi ruko tersebut rusak cukup parah, dimana atap kanopinya roboh akibat terjangan angin kencang. Saat saya lewat angin memang kencang, dan kami sempat panik ketika atap kanopi tersebut ambruk ke badan jalan," kata Mardiyah, salah satu warga yang kebetulan lewat dijalan tersebut.

Kondisi bangunan lain yang rusak berat juga terjadi pada rumah adat Dayak Radakng yang ada di jalan Sutan Syahrir, dimana dinding bangunan rumah kebanggaan masyarakat Dayak Kalbar tersebut rusak berat dan sebagian menyisakan rangka bangunan.

Hal serupa juga terjadi pada beberapa wilayah kota Pontianak, seperti kondisi lampu penerangan yang ada di kantor Bank Indonesia lama yang terdapat di jalan Rahadi Oesman, dimana kondisi lampunya pecah akibat diterjang angin kencang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak, menyatakan saat ini sedang melakukan pendataan terkait kerusakan beberapa rumah warga kota itu akibat angin puting beliung.

"Saat ini petugas kami sedang berada di TKP (tempat kejadian perkara) terjadinya angin puting beliung yang menyebabkan kerusakan rumah warga di sekitar Jalan Gusti Hamzah," kata Kepala BPBD Kota Pontianak Aswin Taufiek saat dihubungi di Pontianak.

Ia menjelaskan, hingga saat ini, pihaknya belum bisa memastikan tingkat kerusakan dan berapa jumlah rumah yang mengalami rusak, baik ringan, sedang maupun berat akibat puting beliung tersebut.

Aswin menambahkan Kota Pontianak memang termasuk rawan terjadi angin puting beliung, yakni hujan yang disertai angin kencang.

"Untuk bencana angin puting beliung memang sulit diprediksi, karena kejadiannya tiba-tiba, yakni hujan yang disertai angin kencang," katanya.

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016