Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Andy Jap memastikan vaksin anti-rabies (VAR) untuk manusia di daerah tersebut mencukupi dengan stok yang ada sebanyak 1.884 VIAL.
"Memperingati Hari Rabies Sedunia pada hari ini, kita mencoba untuk memaksimalkan penanganan rabies yang ada. Namun untuk ketersediaan VAR manusia, saat ini kita sudah mencukupi," kata Andy Jap di Pontianak, Selasa.
Andy mengakui sebelumnya memang Kalimantan Barat kekurangan stok vaksin untuk manusia, karena hal itu juga terjadi secara nasional.
"Karena kurang, kami terpaksa mengambil jatah dari Bali dan sekarang kebutuhan sudah mencukupi," tuturnya.
Vaksin tersebut, lanjut dia, bisa disalurkan setelah ada pengajuan dari masing-masing kabupaten. Penyaluran itu disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
Hanya saja dia mengingatkan ketersediaan VAR untuk manusia itu akan sia-sia jika hewan penular rabies tidak divaksin. Karena, berapa pun vaksin untuk manusia tidak akan cukup jika anjingnya tidak divaksinasi.
"Karena itu kunci utama penanganan, hewan penular rabies divaksin," katanya.
Di tempat yang sama, Asisten II Sekda Pemprov Kalbar, Lensus Kandri mengatakan, pemprov Kalbar sangat konsisten untuk melakukan langkah pencegahan penyebaran dari rabies.
"Namun, untuk melakukan upaya pencegahan tersebut, kita jelas membutuhkan kerja sama dari masyarakat, dalam hal ini para tokoh masyarakat, ketua adat dan tokoh agama, agar bisa memberikan pemahaman tentang bahaya rabies bagi masyarakat," katanya.
Lensus Kandri menambahkan, dirinya sangat berterima kasih kepada pemerintah pusat yang sudah memberikan perhatian lebih kepada Kalbar, dalam upaya pencegahan penyebaran virus rabies.
"Saya optimistis, jika semua pihak bergandengan tangan dalam menanggulangi hal itu, maka upaya pemprov Kalbar untuk bebas rabies pada tahun 2020 mendatang, tentu bisa dilakukan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Memperingati Hari Rabies Sedunia pada hari ini, kita mencoba untuk memaksimalkan penanganan rabies yang ada. Namun untuk ketersediaan VAR manusia, saat ini kita sudah mencukupi," kata Andy Jap di Pontianak, Selasa.
Andy mengakui sebelumnya memang Kalimantan Barat kekurangan stok vaksin untuk manusia, karena hal itu juga terjadi secara nasional.
"Karena kurang, kami terpaksa mengambil jatah dari Bali dan sekarang kebutuhan sudah mencukupi," tuturnya.
Vaksin tersebut, lanjut dia, bisa disalurkan setelah ada pengajuan dari masing-masing kabupaten. Penyaluran itu disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
Hanya saja dia mengingatkan ketersediaan VAR untuk manusia itu akan sia-sia jika hewan penular rabies tidak divaksin. Karena, berapa pun vaksin untuk manusia tidak akan cukup jika anjingnya tidak divaksinasi.
"Karena itu kunci utama penanganan, hewan penular rabies divaksin," katanya.
Di tempat yang sama, Asisten II Sekda Pemprov Kalbar, Lensus Kandri mengatakan, pemprov Kalbar sangat konsisten untuk melakukan langkah pencegahan penyebaran dari rabies.
"Namun, untuk melakukan upaya pencegahan tersebut, kita jelas membutuhkan kerja sama dari masyarakat, dalam hal ini para tokoh masyarakat, ketua adat dan tokoh agama, agar bisa memberikan pemahaman tentang bahaya rabies bagi masyarakat," katanya.
Lensus Kandri menambahkan, dirinya sangat berterima kasih kepada pemerintah pusat yang sudah memberikan perhatian lebih kepada Kalbar, dalam upaya pencegahan penyebaran virus rabies.
"Saya optimistis, jika semua pihak bergandengan tangan dalam menanggulangi hal itu, maka upaya pemprov Kalbar untuk bebas rabies pada tahun 2020 mendatang, tentu bisa dilakukan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016