Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat, Heronimus Hero mengatakan bahwa ternak babi pascawabah African Swine Fever (ASF) atau virus babi di Provinsi Kalbar saat ini mulai pulih.
"Perkembangan komunitas ternak babi di Kalbar ini semenjak wabah ASF dan sekarang berangsur pulih. Kita sudah melakukan evaluasi memang penyakit flu babi Afrika sudah menurun dan masyarakat sudah mulai lagi bergerak membudidayakan babi," ujarnya di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan bahwa meski dari sisi masyarakat mulai melakukan budidaya babi namun perusahaan besar belum berani. Pihaknya memaklumi karena tentu butuh uji coba dan lainnya sehingga dalam skala besar bisa ternak babi.
"Kita memandang dari sisi positifnya bahwa di tingkat peternak-peternak mandiri yang kecil di kampung-kampung sudah mulai," ucap dia.
Pemerintah Provinsi Kalbar sendiri menurutnya telah melakukan budidaya induk babi melalui instalasi pembibitan. Pada awal di instalasi ada 10 indukan dan sekarang sudah menghasilkan sudah 80 anakan untuk indukan.
Baca juga: Tidak ada laporan kasus kematian babi karena ASF di Lembata NTT
"Jadi generasi yang pertama ini akan kita jadikan indukan juga. Indukan pertama yang kita kembangkan mulai dari Desember 2023 sekarang 2024 mereka sudah menghasilkan keturunan. Itu akan dijadikan indukan lagi," paparnya.
Menurutnya setelah siap produksi, indukan yang ada akan didistribusikan atau dijual ke masyarakat untuk menjadi induk dan mungkin penggemukan dan lain sebagainya.
"Mudah-mudahan ini tidak ada halangan dan itu perkembangan yang sangat menggembirakan untuk mengembalikan budidaya ternak babi di Kalbar," jelas dia.
Ia menjelaskan bahwa Kalbar sebelum wabah ASF menjadi sentra produksi babi bukan hanya untuk lokal namun jual ke luar. Namun untuk sekarang baru mulai bangkit. Saat ini produksi babi di Kalbar hanya sekitar 40 ribu ekor dalam setahun. Sedangkan sebelum ada ASF produksi mencapai 460 ribu ekor babi.
"Saat ini di Kalbar memerlukan lebih 50 ribu ekor untuk konsumsi. Berdasarkan data lalu lintas hewan yang dimasukkan ke Kalbar sudah lebih 51 ribu ekor. Babi untuk Kalbar didatangkan dari Bali dan lainnya," kata dia.
Baca juga: Warga Jayapura diminta waspadai penyakit demam babi Afrika