Landak (Antara Kalbar) - Ribuan kilogram ikan berbagai jenis seperti mas, nila dan mujair milik petani ikan di kawasan Sungai Landak, Desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang, mati secara mendadak sehingga petani rugi hingga ratusan juta rupiah.

"Kita belum mengetahui apa penyebabnya, apakah ada pencemaran atau karena faktor lain. Yang jelas, banyak petani ikan yang merugi hingga ratusan juta rupiah, akibat matinya ikan yang mereka pelihara di tambak aliran Sungai Landak ini," kata Kepala Desa Mega Timur, Adam di Sungai Ambawang, Jumat.

Menurutnya, ada keanehan dari matinya ikan-ikan tersebut. Saat kejadian, air tidak dalam keadaan payau atau pun cuaca kemarau.

"Ikan para petani mati setelah hujan turun dua atau tiga jam pada sore kemarin. Ada keanehan dalam hal ini, dimana kucuran hujan harusnya tidak mengubah warna air menjadi biru kecuali air lagi payau atau lagi asin," tuturnya.

Untuk itu, dirinya mengharapkan pihak terkait segera turun ke lapangan guna mengecek sekaligus memotivasi petani agar tidak jera.

"Kami juga mengharapkan agar Dinas lingkungan hidup mengambil sampel air agar warga dan para petani tidak kebingungan dan mengetahui penyebabnya. Jika kita mengetahui penyebabnya, tentu para petani ikan bisa melakukan langkah antisipasi kedepan," katanya.

Dia menambahkan, jika penyebab matinya ikan-ikan itu karena hujan, tambak ikan warga Kuala Mandor yang juga satu aliran sungai dengan para petani ikan di Mega Timur, tidak mengalami hal yang sama.

"Ikan yang mati hanya di daerah Mega Timur, Selat Panjang dan kota Pontianak Utara. Untuk itu semua instansi agar dapat memahami dan mencari penyebab nya," kata dia.

Adam menjelaskan, di desanya, ada sekitar belasan petani ikan yang memelihara ikan di tambak sepanjang Sungai Landak. Kejadian itu baru pertama kali dialami para petani ikan disana.

"Selama ini juga desa ini memasok kebutuhan ikan nila, mujair dan lele untuk kota Pontianak. Mudah-mudahan saja kedepan, kejadian seperti ini tidak lagi terulang," kata Adam.

(U.KR-RDO/T011)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016