Sekadau (Antara Kalbar) - Seorang ibu paruh baya Murni (50), warga Senuruk Desa Sungai Ringin Kecamatan Sekadau Hilir mengalami nasib mengenaskan.
Ibu tujuh anak itu tergeletak usai sebutir peluru timah bersarang ditubuh rusuk kanannya setelah ditembak Hasan (50) yang tidak lain adalah suaminya sendiri, Sabtu (12/11).
Menurut keterangan dari keluarga korban, Kristina Nyai (49), sebelum kejadian sekitar pukul 07.00, dirinya dan korban pergi ke ladang (Uma) tepatnya di Jalan Merdeka Barat kilometer 2.
Setibanya di ladang, keduanya mulai mencabut rumput yang ada di ladang mereka masing-masing.
"Saya tidak tahu persis seperti apa kejadiannya. Saya tiba-tiba dipanggil oleh suaminya, dia bilang mamak Abun kena tembak aku. Saat itu saya melihat korban sudah tergeletak di area ladang. Kemudian, korban dibawa dengan menggunakan sepeda motor yang dikendarai oleh suami korban. Korban, langsung dibawa ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan," ucap Nyai menirukan perkataan Hasan.
Nyai melanjutkan, kemudian anak korban datang dan bawa mobil agar segera mendapat perawatan. Tapi suami korban tidak ikut mengantarkan istrinya.
Nyai tidak mengetahui persis kejadian tersebut karena jarak ladangnya dengan korban sekitar 200 meter, dan ia pun baru mengetahui setelah melihat korban tergeletak diladang.
"Saat diladang masih sadar, tapi setelah di bawa ke salah satu klinik pengobatan nyawa korban tak dapat diselamatkan, kami mendapat kabar dia (Murni, red) telah meninggal," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ditemui di RSUD Kabupaten Sekadau, keluarga yang juga abang kandung korban menceritakan, dirinya terkejut mendengar kabar adiknya telah di tembak iparnya yang juga suaminya sendri.
"Sebelumnya memang ada saya dengar suami korban sempat marah kerna korban tidak pergi ke ladang, namun saya tidak tahu kenapa, dan apa sebenar penyebabnya sampai tega bunuh bini sendiri sungguh bukan manusia lagi, ko teganya," ungkap saudara kandung korban yang namanya tak sempat ditanyakan awak pencari berita.
Sementara AKP Muhadi, Kapolsek Sekadau Hilir mengatakan, berdasarkan pengakuan, korban sempat marah-marah. Saat itu, kata dia, istrinya memang pergi keladang terlebih dahulu sekitar pukul 07.00, kemudian sekitar pukul 10.00 suaminya baru tiba diladang.
Awalnya memang korban ngomel kepada suaminya. "Sekitar pukul 10.30, tiba-tiba suaminya menembak istrinya tepat bagian rusuk sebelah kirinya dari jarak kurang lebih 20 meter dengan menggunakan senapan angin. Saat ini pelaku sudah diamankan di Mapolres Sekadau untuk pemeriksaan lebih lanjut. Belum tahu motifnya apa karena masih diperiksa," timpalnya.
Sementara itu saat ini sambil menunggu hasil otopsi, Hasan yang sedang menjalani pemeriksaan oleh penyidik Satreskrim Polres Sekadau mengatakan, dirinya memang diomeli oleh istrinya.
Ia pun mengaku kalap hingga akhirnya melepaskan tembakan kearah istrinya. Saat itu, korban menanyakan kepada pelaku mengenai hasil kerjaannya diladang. Namun, karena kalap pelaku melepaskan tembakan kearah istrinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Ibu tujuh anak itu tergeletak usai sebutir peluru timah bersarang ditubuh rusuk kanannya setelah ditembak Hasan (50) yang tidak lain adalah suaminya sendiri, Sabtu (12/11).
Menurut keterangan dari keluarga korban, Kristina Nyai (49), sebelum kejadian sekitar pukul 07.00, dirinya dan korban pergi ke ladang (Uma) tepatnya di Jalan Merdeka Barat kilometer 2.
Setibanya di ladang, keduanya mulai mencabut rumput yang ada di ladang mereka masing-masing.
"Saya tidak tahu persis seperti apa kejadiannya. Saya tiba-tiba dipanggil oleh suaminya, dia bilang mamak Abun kena tembak aku. Saat itu saya melihat korban sudah tergeletak di area ladang. Kemudian, korban dibawa dengan menggunakan sepeda motor yang dikendarai oleh suami korban. Korban, langsung dibawa ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan," ucap Nyai menirukan perkataan Hasan.
Nyai melanjutkan, kemudian anak korban datang dan bawa mobil agar segera mendapat perawatan. Tapi suami korban tidak ikut mengantarkan istrinya.
Nyai tidak mengetahui persis kejadian tersebut karena jarak ladangnya dengan korban sekitar 200 meter, dan ia pun baru mengetahui setelah melihat korban tergeletak diladang.
"Saat diladang masih sadar, tapi setelah di bawa ke salah satu klinik pengobatan nyawa korban tak dapat diselamatkan, kami mendapat kabar dia (Murni, red) telah meninggal," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ditemui di RSUD Kabupaten Sekadau, keluarga yang juga abang kandung korban menceritakan, dirinya terkejut mendengar kabar adiknya telah di tembak iparnya yang juga suaminya sendri.
"Sebelumnya memang ada saya dengar suami korban sempat marah kerna korban tidak pergi ke ladang, namun saya tidak tahu kenapa, dan apa sebenar penyebabnya sampai tega bunuh bini sendiri sungguh bukan manusia lagi, ko teganya," ungkap saudara kandung korban yang namanya tak sempat ditanyakan awak pencari berita.
Sementara AKP Muhadi, Kapolsek Sekadau Hilir mengatakan, berdasarkan pengakuan, korban sempat marah-marah. Saat itu, kata dia, istrinya memang pergi keladang terlebih dahulu sekitar pukul 07.00, kemudian sekitar pukul 10.00 suaminya baru tiba diladang.
Awalnya memang korban ngomel kepada suaminya. "Sekitar pukul 10.30, tiba-tiba suaminya menembak istrinya tepat bagian rusuk sebelah kirinya dari jarak kurang lebih 20 meter dengan menggunakan senapan angin. Saat ini pelaku sudah diamankan di Mapolres Sekadau untuk pemeriksaan lebih lanjut. Belum tahu motifnya apa karena masih diperiksa," timpalnya.
Sementara itu saat ini sambil menunggu hasil otopsi, Hasan yang sedang menjalani pemeriksaan oleh penyidik Satreskrim Polres Sekadau mengatakan, dirinya memang diomeli oleh istrinya.
Ia pun mengaku kalap hingga akhirnya melepaskan tembakan kearah istrinya. Saat itu, korban menanyakan kepada pelaku mengenai hasil kerjaannya diladang. Namun, karena kalap pelaku melepaskan tembakan kearah istrinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016