Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Pertanian Tanamanan Pangan dan Hortikultura Kalbar mendorong para petani dan investor di provinsi ini untuk mengembangkan pertanian hortukultura karena hingga saat ini masih ada sebagian didatangkan dari luar daerah.

"Selama ini komoditas dari pertanian hortikultura di Kalbar masih banyak didatangkan dari Pulau Jawa, bahkan luar negeri. Bawang merah saja misalnya, masih banyak didatangkan dari Pulau Jawa, bahkan ada selundupan dari Malaysia," ujar Kepala Balai Benih Induk Padi Tanaman Pangan Distan TPH Kalbar Anton Komaruddin, di Pontianak, Selasa.

Ketergantungan yang ada kata Anton harus segera diatasi, setidaknya dengan membuat sendiri sentra penghasil komoditas yang dianggap masih menggantungkan dari luar seperti bawang. Apalagi katanya setelah diuji coba, hasil tanaman bawang di Kalbar juga bisa dan produktivitasnya tinggi.

"Kemudian kita lihat petani mulai banyak yang menanam sayuran, bawang, dan lain-lain. Bahkan saya dengar sudah ada investor yang mau berinvestasi ke sektor ini," kata dia.

Ia menambahkan untuk tanaman bawang, pihaknya dalam waktu dekat akan mengembangkannya setelah sukses uji coba dalam 1 hektare 16 ton dengan cara tanam yang dikenal dengan teknologi Landak.

"Ada bantuan Kementan dalam penanaman bawang yakni 100 hektare dan itu akan kita sebar di Kalbar,"kata dia.

"Saat ini kebutuhan Kalbar terhadap bawang merah sebanyak 9000 ton per tahun. Kebutuhan saat ini memang masih didatangakan dari luar. Oleh karena itu agar Kalbar mandiri bawang akan terus melakukan sejumlah kebun percontohan," terangnya.

Ia mengimbau kepada petani memanfaatkan peluang besar di hortikultura di Kalbar. Minimal, katanya bisa memenuhi kebutuhan sendiri.

"Pasar untuk produk hortikultura di Kalbar sangat besar dan luas. Ini harus dimanfaatkan," kata dia.


Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016