Ngabang (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi negatif yang dapat memecah atau menimbulkan perselisihan antara suku dan agama.

"Saya sangat menyayangkan, saat ini banyak masyarakat yang tidak bijak menggunakan media sosial dengan menyebarkan informasi-informasi yang tidak jelas dan justru dapat memecah belah masyarakat sehingga menimbulkan konflik. Jadi, saya minta agar jika ingin menyebarkan informasi, di media sosial, tolong pikirkan dulu dampaknya, jangan seenaknya saja," kata Cornelis di Ngabang, Jumat.

Menurut mantan Bupati Landak itu, selama ini, masyarakat Kalbar sangat menghargai toleransi antara sesama, sehingga ini perlu ditingkatkan dan jangan mau dipecah-belah oleh masyarakat luar.

Ditambahkannya, saat ini Kalbar sedang terancam intoleransi, di mana hal itu bisa memecah belah persatuan masyarakat yang selama ini telah dijaga. Untuk mencegah hal tersebut masyarakat diminta tidak menjelek-jelekkan agama satu dengan yang lainnya, antara suku satu dan suku lainnya.

"Kita jaga saja agama kita masing-masing, amalkan setiap ajaran agama masing-masing, jangan gampang mengkafirkan suatu agama, karena kita lahir di dunia ini tidak bisa memilih untuk dilahirkan jadi agama apa dan suku apa," tuturnya.

Begitu juga ketika kita mati, lanjutnya, kita juga tidak tahu masuk neraka atau surga dari setiap agama yang kita peluk, karena yang paling penting dengan mengamalkan agama kita masing-masing saat ini, kita bisa hidup lebih baik," katanya.

Dirinya juga meminta agar masyarakat bisa menahan diri dari ajakan melakukan tindakan kekerasan atau merusak dari oknum-oknum tertentu yang dipastikan akan mengambil keuntungan dari keributan yang terjadi.

Cornelis mencoba menepis anggapan sebagai pihak yang mengakatakan dirinya seorang yang "fanatik" dan anti terhadap suatu agama dan sukuisme.

"Kalau ada yang bilang saya seorang yang fanatik terhadap agama, buktinya adik kandung saya yang di Bandung saat ini beragama Islam dan hubungan kami masih baik. Begitu juga dengan beberapa warga Dayak yang ada di Kalbar ini, juga banyak yang memeluk agama Islam dan saya tidak pernah mempermasalahkan hal itu, karena itu menyangkut keyakinan," tuturnya.

Selama menjabat Gubernur Kalbar, dirinya memastikan tidak pernah membeda-membedakan, suatu agama, suku atau golongan, karena sebagai pemimpin Kalbar, dirinya merasa seluruh masyarakat Kalbar menjadi tanggung jawabnya.

"Kita ini sudah hidup ratusan tahun secara bersama-sama di sini aman-aman saja, baik Islam, Katolik Protestan, Hindu, Budha, Dayak, Melayu. Logikanya, kalau saya mau membenci umat Islam, adik kandung saya saja sudah masuk Islam, bagaimana sebagai abang kandungnya saya akan membenci adik saya sendiri yang Islam, kan itu tidak mungkin," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017