Beijing (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Beijing meminta pejabat
pemerintahan memberikan contoh dengan tidak menyalakan kembang api atau
petasan saat menyambut Tahun Baru Imlek pada Jumat untuk mencegah kabut
asap.
Kota Beijing diselimuti kabut asap sangat pekat pada awal bulan ini.
Hari libur Imlek, yang dimulai dengan perayaan Tahun Baru pada Jumat, lazim ditandai dengan semarak gelar kembang api dan petasan, yang diyakini akan membawa keberuntungan dan menangkis roh jahat.
Akan tetapi, perayaan dengan kembang api tersebut kerap membuat langit tertutup asap berjam-jam.
Dalam beberapa tahun belakangan dengan kepedulian masyarakat akan peningkatan pencemaran udara, pemerintah mencoba membatasi penggunaan bahan pembuat kembang api.
Dalam pernyataan dikeluarkan pada Kamis malam, pemerintah kota Beijing mengatakan pejabat pemerintah harus memberi contoh dengan tidak menyalakan kembang api atau petasan.
"Memiliki kesadaran perlindungan lingkungan yang teguh dan rasa tanggung jawab," kata pernyataan tersebut.
"Tuntun anggota keluarga dan kerabat secara aktif agar tidak atau membatasi menyalakan kembang api dan petasan, bersama-sama meningkatkan kualitas udara dan ikut andil dalam upaya menjaga kebersihan udara di iub kota," katanya.
Pemerintah telah membatasi penjualan kembang api di Beijing, dengan total 511 kios yang diperbolehkan menjual barang tersebut, menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 719.
Meskipun begitu, tidak ada satu pun kios kembang api dan petasan yang beroperasi di pusat kota Beijing, seperti yang dikutip "China Daily".
Sejumlah wilayah lain di negara tersebut turut memberlakukan kebijakan serupa.
Provinsi Henan Tengah melarang penggunaan kembang api dan petasan di seluruh kota dan kota Baoding di provinsi Hebei mengancam dengan hukum penjara bagi warga yang menyalakan kedua benda tersebut di luar empat hari masa perayaan.
Usaha membersihkan langit di wilayah industri utara, termasuk Beijing, terancam gagal oleh industri menggunakan batu bara dan pemanasan, yang kegiatannya meningkat selama musim dingin, khususnya di bagian utara.
Perayaan Imlek, yang menandai Tahun Ayam dimulai, menjadi gerakan terbesar manusia tahunan dengan ratusan juta pekerja menggunakan kereta, bus, pesawat, dan kapal pulang ke daerah asal untuk menghabiskan liburan bersama keluarga.
Bagi kebanyakan masyarakat China, agenda tersebut adalah satu-satunya masa liburan pada tahun ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
Kota Beijing diselimuti kabut asap sangat pekat pada awal bulan ini.
Hari libur Imlek, yang dimulai dengan perayaan Tahun Baru pada Jumat, lazim ditandai dengan semarak gelar kembang api dan petasan, yang diyakini akan membawa keberuntungan dan menangkis roh jahat.
Akan tetapi, perayaan dengan kembang api tersebut kerap membuat langit tertutup asap berjam-jam.
Dalam beberapa tahun belakangan dengan kepedulian masyarakat akan peningkatan pencemaran udara, pemerintah mencoba membatasi penggunaan bahan pembuat kembang api.
Dalam pernyataan dikeluarkan pada Kamis malam, pemerintah kota Beijing mengatakan pejabat pemerintah harus memberi contoh dengan tidak menyalakan kembang api atau petasan.
"Memiliki kesadaran perlindungan lingkungan yang teguh dan rasa tanggung jawab," kata pernyataan tersebut.
"Tuntun anggota keluarga dan kerabat secara aktif agar tidak atau membatasi menyalakan kembang api dan petasan, bersama-sama meningkatkan kualitas udara dan ikut andil dalam upaya menjaga kebersihan udara di iub kota," katanya.
Pemerintah telah membatasi penjualan kembang api di Beijing, dengan total 511 kios yang diperbolehkan menjual barang tersebut, menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 719.
Meskipun begitu, tidak ada satu pun kios kembang api dan petasan yang beroperasi di pusat kota Beijing, seperti yang dikutip "China Daily".
Sejumlah wilayah lain di negara tersebut turut memberlakukan kebijakan serupa.
Provinsi Henan Tengah melarang penggunaan kembang api dan petasan di seluruh kota dan kota Baoding di provinsi Hebei mengancam dengan hukum penjara bagi warga yang menyalakan kedua benda tersebut di luar empat hari masa perayaan.
Usaha membersihkan langit di wilayah industri utara, termasuk Beijing, terancam gagal oleh industri menggunakan batu bara dan pemanasan, yang kegiatannya meningkat selama musim dingin, khususnya di bagian utara.
Perayaan Imlek, yang menandai Tahun Ayam dimulai, menjadi gerakan terbesar manusia tahunan dengan ratusan juta pekerja menggunakan kereta, bus, pesawat, dan kapal pulang ke daerah asal untuk menghabiskan liburan bersama keluarga.
Bagi kebanyakan masyarakat China, agenda tersebut adalah satu-satunya masa liburan pada tahun ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017