Singkawang (Antara Kalbar) - Pejabat Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mengingatkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Aziz Singkawang untuk tidak berpuas diri, atas perolehan sertifikat akreditasi paripurna (bintang lima) dari Kemenkes RI.
"Kepada RSUD Abdul Aziz Singkawang saya ingatkan untuk tidak berpuas diri. Karena akreditasi, standar pelayanan di dunia medis tidak pernah tau sampai kapan berakhir. Ini terus berkembang dan tidak bisa mencapai titik sempurna," kata Kepala Dinkes Provinsi Kalbar, Andy Jap, Kamis.
Hal tersebut dikatakan Andy Jap saat menghadiri acara syukuran Rumah Sakit Abdul Aziz sekaligus peringatan HUT RSUD Abdul Aziz ke-29 di Balairung Kantor Wali Kota Singkawang.
Atas perolehan sertifikat akreditasi paripurna itu, dia meminta agar jajaran di RSUD Abdul Aziz harus bekerja secara profesional, mengingat sekarang ini merupakan era MEA dan era kompetitif, diharapkan kualitas kesehatan harus semakin baik.
"Jangan hanya bekerja hanya kerja, sekarang harus benar-benar profesional, berarti juga bicara marketing dan kepuasan pelanggan, apalagi pelanggan adalah raja itu yang harus dipahami," tuturnya.
Atas perolehan sertifikat akreditasi ini juga, Andy Jap berharap rumah sakit Abdul Aziz Singkawang harus berbenah lebih baik. "Terutama berbenah dalam hal manajamen yang lebih baik lagi," ungkapnya.
Menurutnya, pihak rumah sakit Abdul Aziz Singkawang harus bisa membangun sistem dan tata kelola untuk melakukan perbaikan-perbaikan. "Bukan setelah mendapat akreditasi beres semua," tuturnya.
Direktur rumah sakit, katanya, harus berani mengambil resiko untuk kepentingan masyarakat. Diketahui, rumah sakit Abdul Aziz Singkawang menjadi salah satu rumah sakit daerah yang ditunjuk sebagai rujukan Regional.
Rumah sakit plat merah yang merupakan tipe B ini juga telah mendapatkan sertifikat akreditasi Paripurna (bintang lima) dari Kementerian Kesehatan RI.
"Raihan akreditasi Paripurna (bintang lima) sudah menjadi komitmen dari seluruh jajaran RSUD Abdul Aziz Singkawang yang sebelumnya kita terakreditasi dasar," kata Direktur RSUD dr Abdul Aziz Singkawang, Carlos Dja`afara.
Menurutnya, semua jajaran RSUD dr Abdul Aziz Singkawang turut bekerja keras guna mewujudkan komitmen itu. Dan hasil ini, tentunya menjadi kepuasan bagi jajaran RSUD Abdul Aziz Singkawang karena apa yang mereka lakukan tidak sia-sia.
"Kita semua bekerja keras baik secara kelengkapan dokumen-dokumennya maupun ditindaklanjuti dengan pelayanannya," ujar Carlos.
Mengingat akreditasi Paripurna ini merupakan bukti rumah sakit Abdul Aziz Singkawang dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien dan keselamatan pemberi pelayanan.
"Karena semuanya sudah sesuai standar yang sudah ditetapkan," ungkapnya.
Menurutnya pula, pencapaian akreditasi Paripurna belum bisa membuat pihaknya berpuas diri. Bahkan pihaknya berkomitmen untuk lebih baik lagi guna mencapai akreditasi JCI (Joint Commission International).
"Kalau JCI itu sudah standar dunia (internasional)," tuturnya.
Insya Allah, terang Carlos, dengan komitmen bersama di jajaran RSUD, maka Abdul Aziz Singkawang optimis bisa menuju ke akreditasi JCI.
(KR-RDO/H005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Kepada RSUD Abdul Aziz Singkawang saya ingatkan untuk tidak berpuas diri. Karena akreditasi, standar pelayanan di dunia medis tidak pernah tau sampai kapan berakhir. Ini terus berkembang dan tidak bisa mencapai titik sempurna," kata Kepala Dinkes Provinsi Kalbar, Andy Jap, Kamis.
Hal tersebut dikatakan Andy Jap saat menghadiri acara syukuran Rumah Sakit Abdul Aziz sekaligus peringatan HUT RSUD Abdul Aziz ke-29 di Balairung Kantor Wali Kota Singkawang.
Atas perolehan sertifikat akreditasi paripurna itu, dia meminta agar jajaran di RSUD Abdul Aziz harus bekerja secara profesional, mengingat sekarang ini merupakan era MEA dan era kompetitif, diharapkan kualitas kesehatan harus semakin baik.
"Jangan hanya bekerja hanya kerja, sekarang harus benar-benar profesional, berarti juga bicara marketing dan kepuasan pelanggan, apalagi pelanggan adalah raja itu yang harus dipahami," tuturnya.
Atas perolehan sertifikat akreditasi ini juga, Andy Jap berharap rumah sakit Abdul Aziz Singkawang harus berbenah lebih baik. "Terutama berbenah dalam hal manajamen yang lebih baik lagi," ungkapnya.
Menurutnya, pihak rumah sakit Abdul Aziz Singkawang harus bisa membangun sistem dan tata kelola untuk melakukan perbaikan-perbaikan. "Bukan setelah mendapat akreditasi beres semua," tuturnya.
Direktur rumah sakit, katanya, harus berani mengambil resiko untuk kepentingan masyarakat. Diketahui, rumah sakit Abdul Aziz Singkawang menjadi salah satu rumah sakit daerah yang ditunjuk sebagai rujukan Regional.
Rumah sakit plat merah yang merupakan tipe B ini juga telah mendapatkan sertifikat akreditasi Paripurna (bintang lima) dari Kementerian Kesehatan RI.
"Raihan akreditasi Paripurna (bintang lima) sudah menjadi komitmen dari seluruh jajaran RSUD Abdul Aziz Singkawang yang sebelumnya kita terakreditasi dasar," kata Direktur RSUD dr Abdul Aziz Singkawang, Carlos Dja`afara.
Menurutnya, semua jajaran RSUD dr Abdul Aziz Singkawang turut bekerja keras guna mewujudkan komitmen itu. Dan hasil ini, tentunya menjadi kepuasan bagi jajaran RSUD Abdul Aziz Singkawang karena apa yang mereka lakukan tidak sia-sia.
"Kita semua bekerja keras baik secara kelengkapan dokumen-dokumennya maupun ditindaklanjuti dengan pelayanannya," ujar Carlos.
Mengingat akreditasi Paripurna ini merupakan bukti rumah sakit Abdul Aziz Singkawang dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien dan keselamatan pemberi pelayanan.
"Karena semuanya sudah sesuai standar yang sudah ditetapkan," ungkapnya.
Menurutnya pula, pencapaian akreditasi Paripurna belum bisa membuat pihaknya berpuas diri. Bahkan pihaknya berkomitmen untuk lebih baik lagi guna mencapai akreditasi JCI (Joint Commission International).
"Kalau JCI itu sudah standar dunia (internasional)," tuturnya.
Insya Allah, terang Carlos, dengan komitmen bersama di jajaran RSUD, maka Abdul Aziz Singkawang optimis bisa menuju ke akreditasi JCI.
(KR-RDO/H005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017