Pontianak (Antara Kalbar) - Gerakan Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu di Kalimantan Barat sukses menggelar Gawai Bahasa Ibu yang diikuti ratusan peserta dari berbagai komunitas dan etnis selama dua hari di Kompleks Rumah Melayu Pontianak, 20 - 21 Februari 2017.
"Kegiatan Gawai Bahasa Ibu ini untuk menggugah kesadaran masyarakat umum agar lebih dekat dengan bahasa lokal etnik Kalimantan Barat dan bahasa etnik lain yang ada di Indonesia," kata Dedy Ari Asfar selaku pendiri dan penggagas Gerakan Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu, di Pontianak, Kamis.
Ia melanjutkan, selain itu pihaknya ingin mengenalkan bahasa-bahasa lokal Kalbar ke pentas dunia melalui media sosial dan rencananya juga melalui "channel" Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu di Youtube.
Ada sejumlah pihak yang terlibat selama kegiatan seperti dengan Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar, MABM Kota Pontianak, Balai Bahasa Kalbar, Asosiasi Tradisi Lisan Kalbar, Pass, Pustaka Rumah Aloy, dan Projectil Production membuat acara "bedabol", "bekesah", dan dialog bahasa ibu bagi komunitas, mahasiswa, dan pegiat bahasa serta budaya di Kalbar.
"Mudah-mudahan melalui gerakan ini terbangun kesadaran dan kebanggaan terhadap bahasa ibu dan tradisi lokal yang ada," tegas Dedy Ari Asfar yang juga bekerja di Balai Bahasa Kalimantan Barat ini.
Secara keseluruhan, ada sekitar 102 orang sukarelawan yang bersedia menampilkan bedabol dan bekesah, baik secara berkelompok maupun individu. Bahasa-bahasa yang digunakan adalah Melayu Pontianak-Kubu Raya-Mempawah, Sambas, Sukadana, Ketapang, Sekadau, Sintang, Selimbau, dan Melayu Putussibau-Semitau; Dayak Banyadu, Kanayatn, Bemak, Badameo, Badamea, Simpang, Bakati, Bakaeh, Kantuk, Jawatn, Ulu Sekadau, dan Ketungau Sesat; bahasa lain Madura, Bugis, Sunda, dan Jawa.
Lebih lanjut Dedy Ari Asfar mengemukakan kegiatan ini juga sebagai upaya mengapresiasi kontribusi para sukarelawan Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu. Menurut Dedy selama ini para sukarelawan sudah ada yang menyumbang kosakata dan istilah yang disebarkan melalui fansfage FB Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu.
"Ini kegiatan yang pertama, insyallah kita akan menggandeng lebih banyak lagi pihak lain untuk berpartisipasi dalam Gawai Bahasa Ibu II tahun depan," jelas Dedy Ari Asfar.
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Kegiatan Gawai Bahasa Ibu ini untuk menggugah kesadaran masyarakat umum agar lebih dekat dengan bahasa lokal etnik Kalimantan Barat dan bahasa etnik lain yang ada di Indonesia," kata Dedy Ari Asfar selaku pendiri dan penggagas Gerakan Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu, di Pontianak, Kamis.
Ia melanjutkan, selain itu pihaknya ingin mengenalkan bahasa-bahasa lokal Kalbar ke pentas dunia melalui media sosial dan rencananya juga melalui "channel" Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu di Youtube.
Ada sejumlah pihak yang terlibat selama kegiatan seperti dengan Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar, MABM Kota Pontianak, Balai Bahasa Kalbar, Asosiasi Tradisi Lisan Kalbar, Pass, Pustaka Rumah Aloy, dan Projectil Production membuat acara "bedabol", "bekesah", dan dialog bahasa ibu bagi komunitas, mahasiswa, dan pegiat bahasa serta budaya di Kalbar.
"Mudah-mudahan melalui gerakan ini terbangun kesadaran dan kebanggaan terhadap bahasa ibu dan tradisi lokal yang ada," tegas Dedy Ari Asfar yang juga bekerja di Balai Bahasa Kalimantan Barat ini.
Secara keseluruhan, ada sekitar 102 orang sukarelawan yang bersedia menampilkan bedabol dan bekesah, baik secara berkelompok maupun individu. Bahasa-bahasa yang digunakan adalah Melayu Pontianak-Kubu Raya-Mempawah, Sambas, Sukadana, Ketapang, Sekadau, Sintang, Selimbau, dan Melayu Putussibau-Semitau; Dayak Banyadu, Kanayatn, Bemak, Badameo, Badamea, Simpang, Bakati, Bakaeh, Kantuk, Jawatn, Ulu Sekadau, dan Ketungau Sesat; bahasa lain Madura, Bugis, Sunda, dan Jawa.
Lebih lanjut Dedy Ari Asfar mengemukakan kegiatan ini juga sebagai upaya mengapresiasi kontribusi para sukarelawan Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu. Menurut Dedy selama ini para sukarelawan sudah ada yang menyumbang kosakata dan istilah yang disebarkan melalui fansfage FB Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu.
"Ini kegiatan yang pertama, insyallah kita akan menggandeng lebih banyak lagi pihak lain untuk berpartisipasi dalam Gawai Bahasa Ibu II tahun depan," jelas Dedy Ari Asfar.
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017