Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Jenderal Kementerian Perdaganagn RI Karyanto Suprih melakukan pemantauan langsung ke sejumlah pasar modern dan tradisional di Kota Pontianak terkait dengan penerapan harga eceran tertinggi (HET) untuk gula pasir, minyak goreng, dan daging beku.

"Pantauan langsung di lapangan ini dalam rangka memastikan apakah penerapan HET untuk tiga komoditias tersebut sudah diterapan di lapangan atau belum, baik itu di pasar modern maupun tradisional," katanya di Pontianak, Kamis.

Berdasarkan hasil pantauan, untuk pasar modern seperti di Carrefour dan Hypermart yang ada di Pontianak sudah menerapkan kebijakan tersebut.

"Hanya soal ketersedian stok, seperti minyak goreng kemasan sederhana, ada yang tidak ada dan sebagian ada. Soal stok itu tentu perlu waktu untuk pasar modern," katanya.

Berdasarkan hasil kunjungan di pasar tradisional, seperti Pasar Flamboyan dan Pasar Mawar, kedua pasar tersebut sudah menjual sesuai dengan kententuan. Misalnya, gula dengan harga Rp12.500,00. Begitu pula, minyak goreng.

Harga sembako lainnya di luar komoditas dari HET yang ditentukan, saat ini stabil. Hanya untuk bawang putih dari laporan pedagang ada kenaikan, pihaknya sudah meminta pemerintah setempat mengecek penyebabnya dan mencarikan solusi.

Terkait dengan harga di pasar itu, menurut dia, tidak terlepas dari keamanan stok. Saat ini, terus mendata dan meminta laporan dari dinas terkait dan distributor untuk memastikan stok aman.

"Pengendalian harga lebih mudah jika stok aman," ujarnya.

Ia mengimbau distributor dan pedagang untuk tidak mempermainkan stok dan penimbunan. Bahkan, pihaknya tidak segan melalui pihak terkait untuk menindak tegas mereka yang melakukan perbuatan itu.

"Pemerintah saat ini serius menangani soal kestabilan harga dan stok. Siapa yang bermain dengan hal itu maka akan berhadapan dengan ketentuan yang ada," katanya.

(U.KR-DDI/D007)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017