Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional memperkenalkan produk modest fashion atau busana bergaya santun asal Indonesia dalam gelaran Muslim Fashion Festival (MUFFEST) Media Viewing 2024.
“Kementerian Perdagangan terus berupaya memperkenalkan produk modest fashion Indonesia melalui berbagai promosi, baik yang dilakukan di dalam negeri maupun di luar negeri. Salah satunya melalui kegiatan peragaan busana di MUFFEST Media Viewing,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa Kemendag menghadirkan Road to Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 dengan mengusung tujuh jenama modest fashion pada gelaran Muslim Fashion Festival (MUFFEST) Media Viewing 2024.
MUFFEST Media Viewing 2024 yang berlangsung pada 1–3 Maret 2024 di Jakarta ini merupakan gelaran mode yang mempromosikan koleksi tren dan desain fesyen muslim.
Road to JMFW 2025 hadir pada peragaan busana di MUFFET Media Viewing pada 3 Maret 2024 dengan menampilkan tujuh jenama yaitu AM by Anggiasari, Brilianto, Buttonscarves x KAMI., Pricilla Margie, Zaskia Mecca, dan Zeta Prive.
Pada penampilan tersebut, lanjut Didi, para jenama tidak hanya memeragakan koleksi busananya saja, tetapi juga mendapat kesempatan untuk mempresentasikan konsep desain/koleksi yang ditampilkan.
“Dengan demikian, diharapkan jenama tersebut tidak hanya diliput media, tetapi juga dapat memperluas jejaring dengan calon pembeli (buyer) atau investor,” urai Didi.
Menurut Didi, sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peranan penting tidak hanya sebagai konsumen modest fashion, tetapi juga memiliki prospek yang besar dalam mendominasi distribusi produk modest fashion secara global.
“Berbagai peluang dapat dimanfaatkan Indonesia, seperti peningkatan populasi muslim dunia yang berpengaruh pada permintaan dan tren modest fashion, potensi kekayaan lokal, kepedulian terhadap lingkungan, dan sosial yang tinggi dari para pelaku usaha fesyen Indonesia,” kata Didi.
Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy (SGIE) tahun 2023, total pengeluaran konsumen muslim untuk fesyen (pakaian dan alas kaki) tercatat sebesar 318 juta dolar AS pada tahun 2022. Pengeluaran ini diprediksi meningkat sebesar 6,1 persen menjadi 428 juta dolar AS pada 2027.
Didi menambahkan, Indonesia diharapkan dapat merealisasikan visi untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia di tahun 2024, yang didukung kekayaan lokal serta keahlian tinggi para pelaku industri fesyen.
“Untuk itu, saya mengajak kepada seluruh pihak agar dapat memanfaatkan dengan baik kesempatan tersebut, khususnya dalam penguatan ekosistem modest fashion serta mengembangkan jejaring bisnis,” kata Didi.