Ngabang (Antara Kalbar) - Akibat diguyur hujan sehari semalam, sebagian daerah di Kecamatan Mempawah  Hulu, Jumat (2/6) terendam banjir, salah satunya di jalan Desa pare dan Pahokng.
Sejumlah ruas jalan tergenang air sehingga menghambat arus lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki, karena luapan Sungai Babatn dan Sungai Mempawah, jika kembali turun hujan diprediksi bisa merendam pasar Karangan.
"Banjir ini luapan Sungai Babatn karena Sungai Mempawah sudah banjir sehingga mengakibatkan air sungai tersumbat," ujar Pendi seorang warga.
Banyak anak sekolah dan orangtua siswa yang terjebak banjir ketika hendak pulang.
"Tadi pagi kami lewat masih belum ada banjir. Air baru naik jam 08.00 WIB, kami kira tidak banjir. Makanya terjebak," ujar Pak Ijul.
Banyak mobil dan motor terparkir di pinggir jalan menunggu air surut. Motor bisa lewat dengan membayar jasa penyebrangan manual dari warga. Sekali menyebrang Rp20.000.
Ada juga anak sekolah yang kerja sama menenteng motor kawannya karena tidak ada uang untuk menggunakan jasa warga setempat.
"Kami mau nunggu banjir surut, tapi kata warga airnya baru pasang. Jadi terpaksa kami saling bantu menyeberangkan motor karena tidak ada uang untuk bayar jasa. Daripada kelaparan mending nyebrang aja," ujar Egi siswa XI SMAN 1 Mempawah Hulu yang hendak mau pulang ke Desa Bawat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
Sejumlah ruas jalan tergenang air sehingga menghambat arus lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki, karena luapan Sungai Babatn dan Sungai Mempawah, jika kembali turun hujan diprediksi bisa merendam pasar Karangan.
"Banjir ini luapan Sungai Babatn karena Sungai Mempawah sudah banjir sehingga mengakibatkan air sungai tersumbat," ujar Pendi seorang warga.
Banyak anak sekolah dan orangtua siswa yang terjebak banjir ketika hendak pulang.
"Tadi pagi kami lewat masih belum ada banjir. Air baru naik jam 08.00 WIB, kami kira tidak banjir. Makanya terjebak," ujar Pak Ijul.
Banyak mobil dan motor terparkir di pinggir jalan menunggu air surut. Motor bisa lewat dengan membayar jasa penyebrangan manual dari warga. Sekali menyebrang Rp20.000.
Ada juga anak sekolah yang kerja sama menenteng motor kawannya karena tidak ada uang untuk menggunakan jasa warga setempat.
"Kami mau nunggu banjir surut, tapi kata warga airnya baru pasang. Jadi terpaksa kami saling bantu menyeberangkan motor karena tidak ada uang untuk bayar jasa. Daripada kelaparan mending nyebrang aja," ujar Egi siswa XI SMAN 1 Mempawah Hulu yang hendak mau pulang ke Desa Bawat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017