Pontianak (Antara Kalbar) - Perum Damri Cabang Pontianak, hingga saat ini dalam melakukan pencegahan pengiriman barang-barang yang ilegal atau dilarang masih menggunakan cara manual.

"Hingga saat ini, kami dalam memastikan agar barang yang dikirim melalui paket tidak berbahaya atau legal masih secara manual, seperti menanyakan isi paket yang dikirim atau lainnya," kata Asisten Deputi Manajer Pemasaran dan Pengembangan Usaha Perum Damri, Ridwan di Pontianak, Rabu.

"Secara prosedur petugas kami menanyakan langsung barang apa yang dikirim oleh si pengirim paket yang menggunakan jasa Damri, guna mencegah masuk atau keluarnya barang-barang ilegal ke Kalbar," ujarnya.

Apabila ada paket pengiriman yang dicurigai berisi barang-barang ilegal, maka langsung dilakukan pembongkaran," ujarnya.

Ia menambahkan, sejauh ini metode pemeriksaan pengiriman barang itu masih aman, dan petugas di lapangan juga sudah cukup terlatih, sehingga bisa membedakan barang yang mencurigakan atau tidak.

"Untuk pengiriman paket menjelang Lebaran 2017, cukup mengalami peningkatan dibanding hari-hari biasanya," katanya.

Untuk hari biasa, pihaknya biasanya membawa satu box paket pengiriman, dan mengalami peningkatan dua kali lipat atau menjadi dua box menjelang Lebaran, dengan tujuan atau jalurnya yang paling banyak ke Sintang dan Nanga Pinoh, Ridwan.

Ridwan menambahkan, untuk angkutan mudik dan balik Lebaran 2017, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 65 bus untuk mengangkut masyarakat atau pemudik yang akan merayakan Lebaran di kampung halaman mereka.

"Dengan sebanyak 65 bus tersebut, maka kami menargetkan bisa mengangkut sebanyak enam hingga tujuh ribu pemudik," katanya.

(A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017