Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya mengharapkan masyarakat Kalbar untuk bisa memahami akan bahayanya virus rabies untuk menghindar semakin banyaknya masyarakat yang tergigit.

"Harus diakui, pemahaman masyarakat Kalbar akan bahaya virus Rabies masih sangat kurang. Hal ini juga yang menjadi salah satu penyebab semakin menyebarnya virus ini di Kalbar," kata Christiandy di Pontianak, Rabu.

Dia mencontohkan, pada satu kasus rabies. Dari hasil uji lab hewan penggigit positif mengidap virus rabies, namun oleh masyarakat, hewan tersebut malah siap untuk di konsumsi.

"Jadi kasus seperti ini yang berbahaya, dimana anjingnya sudah dibunuh karena positif rabies, dan ternyata dagingnya hampir saja dikonsumsi masyarakat. Itukan bahaya, karena mengandung virus rabies," tuturnya.

Hal lainnya, ada juga masyarakat menganggap anjingnya tidak perlu divaksin. Padahal dari uji yang dilakukan hewan tersebut positif mengidap virus rabies.

Karena itu ia berharap ada kerjasama dari masyarakat guna mengendalikan persebaran virus rabies. Sebab, lanjut dia, penanganan rabies harus sesuai prosedur.

Mulai dari korban gigitan yang mendapat vaksin, lalu hewan yang mengigit tidak langsung dibunuh melainkan di observasi dalam kurun waktu tertentu. Kemudian baru dilakukan uji laboratorium guna mendapatkan hasil yang positif apakah mengidap rabies atau tidak.

"Jika negatif, maka pengobatan biasa dilakukan pada korban gigitan. Jika positif korban harus diberikan vaksin lagi, sebab jika virus akibat gigitan itu sudah sampai ke otak maka korban tidak akan terselamatkan," katanya.

Begitu juga dengan penggunaan vaksin. Menurutnya harus seefisien mungkin digunakan, karena harganya yang cukup mahal dan sulit didapatkan.

"Karena itu penggunaan vaksinasi lanjutan pada korban juga berdasarkan hasil uji lab untuk hewan yang menggigit," katanya.
 
(KR-RDO/N005

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017