Pontianak (ANTARA) - Guna mengoptimalkan peran lintas sektor dalam mewujudkan generasi bebas stunting atau gagal tumbuh pada anak di seluruh wilayah Kalimantan Barat, Wakil Gubernur (Wagub) Kalbar, Ria Norsan yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kalbar, melakukan pengukuhan Bunda Asuh Anak Stunting dari para ketua organisasi wanita baik di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota.
“Dengan melibatkan ibu-ibu dari berbagai organisasi wanita kita berharap peran aktif ibu-ibu ini dapat turut membantu bersama-sama melakukan percepatan penurunan angka stunting di Kalbar yang saat ini masih cukup tinggi yaitu di angka 29,8 persen,” kata Ria Norsan di Pontianak, Selasa.
Norsan mengatakan, dengan melibatkan berbagai elemen termasuk para ibu-ibu yang tergabung di organisasi wanita ini, angka stunting Kalbar dapat diturunkan. Dimana Kalbar akan berusaha untuk menurunkan angka stunting itu dengan target 17 persen di tahun 2024.
“Kami yakin dengan kerjasama semua pihak diantaranya ada BKKBN, Pemprov Kalbar beserta para mitra maka angka stunting dari 29,8 persen ini dapat turun menjadi 17 persen dan mudah-mudahan bisa turun hingga 14 persen sesuai dengan target dari Presiden RI Joko Widodo,” kata Ria Norsan.
Wakil Gubernur Kalbar itu mengatakan Pemprov Kalbar sangat mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Kalbar. Salah satunya dengan menghadirkan ibu-ibu dari organisasi wanita di Kalbar seperti Tim Penggerak PKK, Bhayangkari, Persit Kartika Chandra Kirana, Ikatan Adhyaksa Dharmakarini, Darma Wanita Persatuan, PIA Ardhya Garini dan Jalasenastri .
"Semuanya kami hadirkan dalam kegiatan sosialisasi percepatan penurunan stunting supaya kita bisa bersama-sama ke lapangan untuk bergabung, dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting di Kalbar," ungkap Norsan,
Sementara itu Koordinator Bidang KB KR Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalbar, Muslimat, mengatakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kalbar memiliki komitmen yang tinggi terhadap percepatan penurunan stunting.
"Kami dari jajaran BKKBN juga dalam menurunkan stunting ini, suatu yang tidak mudah. Perlu kolaborasi semua pihak, sehingga melibatkan semua mitra kerja lintas sektor," ujarnya.
Muslimat melanjutkan pada sosialisasi percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja ini, juga menghadirkan pakar dalam kegiatan ini, yakni Ikatan Dokter Anak, dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) , Psikolog, dan dari kesehatan masyarakat. Memang masalah stunting ini 30 persen dipengaruhi oleh faktor spesifik dan 70 persen dipengaruhi faktor sensitif.
"Karena faktor sensitif termasuk lingkungan, air bersih dan jamban. Mudah-mudahan para pakar nanti yang menyampaikan materi ini dapat diterima dan di sosialisasikan oleh ibu-ibu, terutama ibu tim penggerak PKK yang berada di garis bawah yang ada di desa, ini yang kami harapkan. Karena masalah stunting ini kita berharap ke depan yang angka stunting di Kalbar 29,8 persen mampu kita turunkan menjadi 17, 07 persen, bahkan harapan dari Ketua TPPS angka stunting di Kalbar bisa turun sama dengan angka di tingkat nasional 14 persen," pungkasnya.