Kuching, Sarawak (Antara Kalbar) - Puluhan jurnalis dari berbagai media di dunia, blogger, dan pihak lainnya melakukan aksi menanam 200 pohon mangrove jenis Rhizophora mucronata di Kuching Wetlands Nasional Park (KWNP).
Penanaman mangrove tersebut merupakan satu di antara beberapa rangkaian dari Rainforest World Music Festival (RWMF) 2017 yang digelar pada 14 - 16 Juli di Santubong, Kuching, Sarawak.
Sarawak Toursm Board (STB) Acting CEO, Mary Wan Mering mengatakan pohon mangrove yang ditanam akan tumbuh seiring perjalanan waktu dan akan membantu mencegah erosi pantai dan memberikan manfaat positif lainnya bagi lingkungan.
"Beberapa tahun ke depan kita juga akan pastikan membentuk ekosistem yang lengkap dimana hewan dapat menemukan tempat berlindung dan makanan di akar dan cabang mangrove," kata dia.
Menurutnya RWMF telah terus mengembangkan kegiatan penghijauannya dari waktu ke waktu dan menggabungkan cara baru untuk mengurangi atau menggunakan kembali limbah.
"Kami memiliki shuttle bus untuk mengurangi emisi karbon. Kami telah mulai mengomposkan limbah kami. Kami daur ulang dan seperti yang bisa dilihat oleh tas yang diberikan dari produk transformasi materi promosi lama dari festival tahun lalu menjadi tas yang berguna," jelasnya.
Ia menambahkan penanaman pohon yang dilakukan lebih dari itu, bagaimanapun, karena tidak hanya mempengaruhi festival atau bahkan Kuching dalam jangka pendek, namun sebenarnya akan menguntungkan KWNP selama bertahun-tahun datang.
"Terima kasih kepada juga kepada Departemen Kehutanan Sarawak atas bantuan mereka dalam upaya penghijauan kami. Sejak 2011 telah memfasilitasi kami saat kami kembali," kata dia.
Sementara itu, pemelihara hutan dari Departemen Kehutanan Sarawak, Irmadiana Ardi menyebutkan untuk luas KWNP saat ini 6610 hektare. Menurutnya dari luas yang ada separuh lahan adalah untuk tanaman mangrove.
"Dari total separuh lahan di KWNP untuk mangrove, baru 20 hektare yang ditanam," kata dia.
Ia menjelaskan untuk penanaman mangrove pihaknya terbuka untuk siapa saja baik dari kalangan pelajar dan termasuk dari kegiatan RWMF.
"Hadirnya hutan mangrove membuat area ini menjadi tempatnya hewan tinggal seperti buaya. Tahun laku buaya di sungai ini sekitar 500 ekor dan tahun ini sudah bertambah sekitar 800 ekor. Di sini juga ada lutong, bangau, lumba-lumba dan hewan lainnya," kata dia.
Dalam penanaman mangrove tersebut diikuti begitu antusias oleh peserta. Masing-masing peserta mengambil bibit mangrove dan membuat lobang untuk ditanam.
(U.KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
Penanaman mangrove tersebut merupakan satu di antara beberapa rangkaian dari Rainforest World Music Festival (RWMF) 2017 yang digelar pada 14 - 16 Juli di Santubong, Kuching, Sarawak.
Sarawak Toursm Board (STB) Acting CEO, Mary Wan Mering mengatakan pohon mangrove yang ditanam akan tumbuh seiring perjalanan waktu dan akan membantu mencegah erosi pantai dan memberikan manfaat positif lainnya bagi lingkungan.
"Beberapa tahun ke depan kita juga akan pastikan membentuk ekosistem yang lengkap dimana hewan dapat menemukan tempat berlindung dan makanan di akar dan cabang mangrove," kata dia.
Menurutnya RWMF telah terus mengembangkan kegiatan penghijauannya dari waktu ke waktu dan menggabungkan cara baru untuk mengurangi atau menggunakan kembali limbah.
"Kami memiliki shuttle bus untuk mengurangi emisi karbon. Kami telah mulai mengomposkan limbah kami. Kami daur ulang dan seperti yang bisa dilihat oleh tas yang diberikan dari produk transformasi materi promosi lama dari festival tahun lalu menjadi tas yang berguna," jelasnya.
Ia menambahkan penanaman pohon yang dilakukan lebih dari itu, bagaimanapun, karena tidak hanya mempengaruhi festival atau bahkan Kuching dalam jangka pendek, namun sebenarnya akan menguntungkan KWNP selama bertahun-tahun datang.
"Terima kasih kepada juga kepada Departemen Kehutanan Sarawak atas bantuan mereka dalam upaya penghijauan kami. Sejak 2011 telah memfasilitasi kami saat kami kembali," kata dia.
Sementara itu, pemelihara hutan dari Departemen Kehutanan Sarawak, Irmadiana Ardi menyebutkan untuk luas KWNP saat ini 6610 hektare. Menurutnya dari luas yang ada separuh lahan adalah untuk tanaman mangrove.
"Dari total separuh lahan di KWNP untuk mangrove, baru 20 hektare yang ditanam," kata dia.
Ia menjelaskan untuk penanaman mangrove pihaknya terbuka untuk siapa saja baik dari kalangan pelajar dan termasuk dari kegiatan RWMF.
"Hadirnya hutan mangrove membuat area ini menjadi tempatnya hewan tinggal seperti buaya. Tahun laku buaya di sungai ini sekitar 500 ekor dan tahun ini sudah bertambah sekitar 800 ekor. Di sini juga ada lutong, bangau, lumba-lumba dan hewan lainnya," kata dia.
Dalam penanaman mangrove tersebut diikuti begitu antusias oleh peserta. Masing-masing peserta mengambil bibit mangrove dan membuat lobang untuk ditanam.
(U.KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017