Pontianak (Antara Kalbar) - Bupati Landak, dr. Karolin Margret Natasa meminta tim penggerak PKK setempat untuk menggiatkan sosialisasi kepada kaum ibu agar lebih memperhatikan gizi anak, untuk memaksimalkan ketahanan pangan Nasional dan menurunkan angka kekurangan gizi yang masih tinggi.

"Berdasarkan data dari kementerian kesehatan RI, angka kekurangan gizi di Indonesia masih sangat tinggi dan faktor utama penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan ibu terhadap asupan gizi bagi anaknya. Untuk itu, saya harapkan PKK Landak untuk bisa berperan aktif dalam mensosialisasikan hal ini kepada para ibu yang ada di Landak agar memahami pentingnya asupan gizi bagi anak," kata Karolin di Ngabang, Sabtu.

Karolin mengatakan, sebagai pembina PKK Landak, dia akan tetap mengontrol dan memberikan masukan kepada Tim Penggerak PKK agar bisa memberikan sumbangsih lebih banyak untuk pemberdayaan perempuan di Kabupaten Landak.

"Kemarin kita menghadiri rapat koordinasi dewan ketahanan pangan Kalimantan Barat, membahas mengenai kondisi pangan di wilayah kita. Salah satu indikator yang diukur oleh dewan ketahanan pangan adalah status gizi anak," tuturnya.

Dia menjelaskan, diketahui, 3 dari 10 anak di Indonesia mengalami gizi kronis. Jadi angka kekurangan gizi di Indonesia masih sangat memperihatinkan.

Data dari kementerian menunjukkan bahwa penyebab angka kekurangan gizi sangat tinggi di Indonesia akibat minimnya pengetahuan ibu.

"Ini nomor satu loh, bukan karena miskin tidak bisa makan berbeda dengan negara yang rawan konflik dan terjadi krisis pangan yang hebat seperti Somalia, beberapa negara di Afrika, itu mereka benar-benar kelaparan, tidak makan," katanya.

Mantan Anggota Komisi IX DPR RI itu menambahkan masalah lain yang dihadapi oleh pemerintah saat ini khususnya Kalimantan Barat adalah tingginya angka kehamilan di usia remaja.

"Belum lagi kita berbicara mengenai angka kehamilan di usia remaja yang sangat tinggi di Kalimantan Barat. Paling tinggi se-Indonesia dan kita juara satu, dimana angka kehamilan usia di bawah 19 tahun," kata Karolin.

Mantan anggota DPR RI itu menambahkan, jika kita pergi ke kampung, mungkin bisa ditanyakan kepada bidan yang bertugas, yaitu hari ini masih ada anak-anak yang melahirkan di usia 14 sampai 16 tahun. Sementara diusia tersebut mereka masih harus menyelesaikan pendidikan mereka.

Dokter Lulusan Unika Atma Jaya Jakarta ini berharap agar peran tim penggerak PKK melalui pemberdayaan perempuan di Kabupaten Landak dapat membantu pemerintah daerah mengatasi beberapa permasalahan yang sering muncul dengan mensinergikan program-program PKK dengan program Pemerintah Daerah.

"Jadi pembinaan gizi, pembinaan keluarga, ekonomi keluarga juga menjadi tanggung jawab kita bersama. Sebagai mitra bagi pemerintah, PKK Kabupaten Landak diharapkan dapat mensinergikan program-programnya dengan Pemerintah Daerah," tuturnya.

(KR-RDO/M007)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017