Putussibau (Antara Kalbar) - Harga lada atau sahang di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat turun drastis menjadi Rp21.000 per kilogram.

"Harga lada turun sudah sekitar sebulan ini, biasanya harga normal lada berkisar Rp100 ribu lebih per kg," kata Apai Tuah, warga Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Minggu

Menurut Apai yang juga tokoh masyarakat perbatasan, para petani karet di daerah setempat kecewa dengan penurunan harga lada tersebut, apalagi harga pupuk semakin naik.

Apai menyatakan, kebun lada adalah salah satu penghasilan masyarkat perbatasan, bahkan sudah ada sebelum perkebunan kelapa sawit ada di perbatasan daerah ini.

"Masyarakat sini menjual lada ke Malaysia dan menjadi penghasilan masyarakat setelah illegal logging ditertibkan beberapa tahun lalu," kata Apai lagi.

Dia berharap ada langkah atau kebijakan pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut, apalagi saat ini harga getah karet juga turun.

"Perkebunan kelapa sawit dan perkebunan lainnya harus seimbang, bidang perkebunan lada dan karet juga harus menjadi perhatian pemerintah, karena menyangkut pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Apai.

Pada wilayah Kapuas Hulu ada beberapa kecamatan di daerah perbatasan yang merupakan penghasil lada, seperti di Kecamatan Batang Lupar, Kecamatan Badau, Kecamatan Empanang dan Kecamatan Puring Kencana.

Sedangkan pada jalur Lintas Selatan Kapuas Hulu seperti di Kecamatan Mentebah dan Bunut Hulu masih belum berproduksi.

Kebun lada tersebut merupakan kebun milik masyarakat yang dikelola secara mandiri.

(KR-TFT/B014)

Pewarta: Timotius

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017