Sekadau (Antara Kalbar) - Peringatan 75 Tahun Gereja Katolik di Tanah Mualang yakni di kampung Janang Ran, Desa Entabuk, Kecamatan Belitang Hilir berlangsung khidmat.
Meski panas menyengat, namun ribuan umat Katolik yang hadir dari berbagai penjuru tetap antusias mengikuti misa penutup kegiatan yang bersanding dengan misi umat tersebut.
Puncak kegiatan tersebut, uskup Sanggau-Sekadau di dampingi Bupati dan Wakil Bupati Sekadau memberkati prasasti serta penancapan monumen salib di depan gereja Janang Ran.
"Kami ucapkan Provinciat kepada umat Katolik di Tanah Mualang, karena hari ini puncak dari peringatan 75 tahun masuknya agama Katolik di tanah mualang dengan tema karena mereka kami ada, itu karena kita memperingati Petrus Buan dan Paulus Lebong di baptis 1942," ungkap Ketua Panitia Misi Umat, Arsenius Meningan, Minggu.
Dia mengajak semua umat yang ada di paroki Sungai Ayak dan secara khusus di Tanah Mualang pada momen yang bersamaan dengan misi umat ini, ini tentu untuk memotivasi umat di-stasi dan paroki ini menjadi umat Katolik yang maju, beriman dan cerdas.
"Pada tahun 1941, dengan berdayung sampan kedua orang tersebut menjemput imam ke Sanggau dan itu sangat luar biasa. Kita tidak bisa meninggalkan sejarah itu, dan sekarang kita lihat ada 17 imam yang hadir disini, bagi kami orang mualang 17 itu tumbuh tuah tumbuh berkah dan ini entah kebetulan atau tidak," paparnya dalam sambutan.
Sementara itu, Pastor Kepala Paroki Santa Maria Di Angkat Ke Surga Sungai Ayak, Maternus Korman, CP mengatakan, peristiwa hari ini sangat menyenangkan dan menggembirakan karena kehadiran semua disini.
Kegiatan 75 tahun ini tidak dapat kita laksanakan dengan istimewa, dan kita berinisiatif pada momen ini kita sertakan misi umat sebagai hadiah untuk kita bersama disini.
"Setiap tahun kegiatan misi umat kita laksanakan, kegiatan yang sederhana tapi kita sajikan dengan baik dan kita rangkai dengan jalan salib keliling kampung dan pemberkatan umat di stasi janang ini. Rangkaian dari misi umat ini kita juga membuat monumen salib sebagai pelindung kampung. Kita sudah disambut dengan baik," tutupnya.
Sementara Pastor Provincial Passionis, Markus Adu, CP mengatakan, dengan adanya misi umat ini ia bisa belajar penggalan sejarah dari pastor Valen kemarin. Perjuangan dua orang tokoh dan ini adalah kado istimewa bagi kongregasi dan kita semua. Orang janang ran itu amat sangat istimewa karena mereka sekarang tidak perlu mencari, tapi orang mualang sekitarnya mencari sumber sejarah 75 tahun yang lalu ke sini.
"Saya bangga dengan umat, mereka mengundang kami memperingati 75 masuknya agama Katolik ke tanah mualang di Janang Ran ini," ujarnya.
"Kami atau kita bertanggung jawab untuk menumbuhkan kembali semangat tokoh, yang diusung pada tema karena mereka kami ada. Jadikan momen perayaan 75 tahun gereja Katolik di janang ran ini, jangan berhenti pada peringatan ini saja, dan peringatan ini sebagai pondasi baru untuk kita melangkah menjadi lebih baik dan mampu membendung hal-hal yang tidak baik pada diri dan lingkungan kita. Provinciat untuk kita semua pada perayaan 75 tahun gereja Katolik di tanah mualang ini," tutupnya.
Sementara itu, Bupati Sekadau Rupinus dalam sambutannya mengatakan, saya sudah dua kali dengan sekarang ini di sini, dan momen seperti kali ini tidak mudah terjadi seperti ini bisa berkumpul disini. Provinciat kepada umat di sini di Janang Ran dan tanah Mualang pada umumnya.
"Umat kita semakin banyak, dan gembala kita sepertinya berkurang, tapi ditanah Mualang ini banyak umat kita yang menjadi gembala seperti di Tapang Pulau itu perlu dicontoh," tutup mantan camat Nanga Mahap itu.
Sementara Mgr. Julius Giulio Mencuccini, Cp mengatakan, semoga setelah kegiatan ini ada umat atau generasi penerus kita menjadi imam, suster atau bruder dari kampung Janang Ran ini. Saya bersyukur sudah diberi kesempatan bagian disini menjadi perintis di paroki sungai ayak ini.
"Saya banyak kenangan dengan orang mualang meskipun saya tinggal di tanah Mualang dulunya tidak terlalu lama hanya 1,5 tahun saja. Saya turne pertama di Belitang Hilir dulunya sampai 21 hari, tidak mudah karena berbagai kendala seperti insfrastruktur dan terlebih di daerah Belitang Hulu pada masa itu, tapi sekarang bisa dilakukan dengan balik hari," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
Meski panas menyengat, namun ribuan umat Katolik yang hadir dari berbagai penjuru tetap antusias mengikuti misa penutup kegiatan yang bersanding dengan misi umat tersebut.
Puncak kegiatan tersebut, uskup Sanggau-Sekadau di dampingi Bupati dan Wakil Bupati Sekadau memberkati prasasti serta penancapan monumen salib di depan gereja Janang Ran.
"Kami ucapkan Provinciat kepada umat Katolik di Tanah Mualang, karena hari ini puncak dari peringatan 75 tahun masuknya agama Katolik di tanah mualang dengan tema karena mereka kami ada, itu karena kita memperingati Petrus Buan dan Paulus Lebong di baptis 1942," ungkap Ketua Panitia Misi Umat, Arsenius Meningan, Minggu.
Dia mengajak semua umat yang ada di paroki Sungai Ayak dan secara khusus di Tanah Mualang pada momen yang bersamaan dengan misi umat ini, ini tentu untuk memotivasi umat di-stasi dan paroki ini menjadi umat Katolik yang maju, beriman dan cerdas.
"Pada tahun 1941, dengan berdayung sampan kedua orang tersebut menjemput imam ke Sanggau dan itu sangat luar biasa. Kita tidak bisa meninggalkan sejarah itu, dan sekarang kita lihat ada 17 imam yang hadir disini, bagi kami orang mualang 17 itu tumbuh tuah tumbuh berkah dan ini entah kebetulan atau tidak," paparnya dalam sambutan.
Sementara itu, Pastor Kepala Paroki Santa Maria Di Angkat Ke Surga Sungai Ayak, Maternus Korman, CP mengatakan, peristiwa hari ini sangat menyenangkan dan menggembirakan karena kehadiran semua disini.
Kegiatan 75 tahun ini tidak dapat kita laksanakan dengan istimewa, dan kita berinisiatif pada momen ini kita sertakan misi umat sebagai hadiah untuk kita bersama disini.
"Setiap tahun kegiatan misi umat kita laksanakan, kegiatan yang sederhana tapi kita sajikan dengan baik dan kita rangkai dengan jalan salib keliling kampung dan pemberkatan umat di stasi janang ini. Rangkaian dari misi umat ini kita juga membuat monumen salib sebagai pelindung kampung. Kita sudah disambut dengan baik," tutupnya.
Sementara Pastor Provincial Passionis, Markus Adu, CP mengatakan, dengan adanya misi umat ini ia bisa belajar penggalan sejarah dari pastor Valen kemarin. Perjuangan dua orang tokoh dan ini adalah kado istimewa bagi kongregasi dan kita semua. Orang janang ran itu amat sangat istimewa karena mereka sekarang tidak perlu mencari, tapi orang mualang sekitarnya mencari sumber sejarah 75 tahun yang lalu ke sini.
"Saya bangga dengan umat, mereka mengundang kami memperingati 75 masuknya agama Katolik ke tanah mualang di Janang Ran ini," ujarnya.
"Kami atau kita bertanggung jawab untuk menumbuhkan kembali semangat tokoh, yang diusung pada tema karena mereka kami ada. Jadikan momen perayaan 75 tahun gereja Katolik di janang ran ini, jangan berhenti pada peringatan ini saja, dan peringatan ini sebagai pondasi baru untuk kita melangkah menjadi lebih baik dan mampu membendung hal-hal yang tidak baik pada diri dan lingkungan kita. Provinciat untuk kita semua pada perayaan 75 tahun gereja Katolik di tanah mualang ini," tutupnya.
Sementara itu, Bupati Sekadau Rupinus dalam sambutannya mengatakan, saya sudah dua kali dengan sekarang ini di sini, dan momen seperti kali ini tidak mudah terjadi seperti ini bisa berkumpul disini. Provinciat kepada umat di sini di Janang Ran dan tanah Mualang pada umumnya.
"Umat kita semakin banyak, dan gembala kita sepertinya berkurang, tapi ditanah Mualang ini banyak umat kita yang menjadi gembala seperti di Tapang Pulau itu perlu dicontoh," tutup mantan camat Nanga Mahap itu.
Sementara Mgr. Julius Giulio Mencuccini, Cp mengatakan, semoga setelah kegiatan ini ada umat atau generasi penerus kita menjadi imam, suster atau bruder dari kampung Janang Ran ini. Saya bersyukur sudah diberi kesempatan bagian disini menjadi perintis di paroki sungai ayak ini.
"Saya banyak kenangan dengan orang mualang meskipun saya tinggal di tanah Mualang dulunya tidak terlalu lama hanya 1,5 tahun saja. Saya turne pertama di Belitang Hilir dulunya sampai 21 hari, tidak mudah karena berbagai kendala seperti insfrastruktur dan terlebih di daerah Belitang Hulu pada masa itu, tapi sekarang bisa dilakukan dengan balik hari," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017