Sambas (Antara Kalbar) - Sejumlah warga di Sambas mengeluhkan truk yang mengangkut buah sawit tanpa jaring pengaman karena ditakutkan buah jatuh di jalan dan membahayakan pengguna jalan.

"Beberapa truk pengangkut buah sawit seperti tidak mengindahkan keselamatan pengguna jalan raya. Pasalnya truk tersebut nekat melintas di sepanjang jalan di Kabupaten Sambas tanpa memasang jaring pengaman," ujar satu di antara Warga Sambas, Abas, Senin.

Abas mengatakan ketika berpapasan baik searah maupun berlawanan arah dengan truk sawit harus menghindar dan memperjauh jarak untuk antisipasi sewaktu-waktu buah sawit tanpa jaring jatuh di jalan.

"Paling bahaya itu saat truk melewati jembatan. Saya harus menjauh karena takut buah sawit tersebut jatuh dan mengenai kendaraan lain, jadinya bisa kecelakaan," jelasnya.

Keluhkan serupa disampaikan warga lainnya Agus. Menurut dia, truk angkut hasil sawit dan lainnya bahkan melaju melebihi kecepatan yang ditentukan di kawasan tertib lalu lintas.

"Di jalur Jalan Pendidikan terutama saat di Jembatan Sabbok, truk melintas dengan kecepatan tinggi. Bukankah di sepanjang jalan ini merupakan kawasan tertib lalu lintas yang kecepatannya dibatasi rata-rata 30 Km per jam," kata dia.

Sementara itu, tokoh pemuda Sambas, Kamarudin mengatakan truk angkutan yang membawa hasil panen tersebut mestinya lebih pelan, mengingat kondisi lalu lintas yang ramai.

"Jalur yang dilewati adalah jalan yang tidak seberapa lebar. Itu tentu berbahaya bagi pengguna jalan. Hasil perkebunan sawit tidak masuk dalam Dana Bagi Hasil (DBH) tidak bisa dinikmati oleh daerah, malah menimbulkan bahaya karena supir yang ugal-ugalan. Itu harus menjadi perhatian," kata dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017