Putussibau  (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Kapuas Hulu H Muhammad Sukri mengatakan ada 1. 233 dari 4.108 anak berusia 0 - 24 bulan di wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, mengalami stunting atau memiliki kondisi tinggi badan tidak sesuai dengan umur.

"Jumlah tersebut tersebar di wilayah Kapuas Hulu, namun yang tertinggi itu ada di Kecamatan Bunut Hilir sebanyak 52 anak," kata Sukri saat membuka Workshop Penyusunan rencana aksi daerah pangan dan gizi di Aula Kantor Bupati Kapuas Hulu, di Putussibau, ibu kota Kapuas Hulu, Selasa.

Menurut Sukri, apabila anak sudah terserang stunting akan sulit diobati atau dinormalkan, serta akan bersifat permanen.

Meskipun demikian, Sukri meminta semua pihak tidak khawatir, namun perlu diwaspadai, dan berhati-hati untuk kecukupan pangan dan gizi guna mengatasi stunting tersebut.

"Stunting itu disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi yang kekurangan gizi, tentu saja itu berhubungan dengan kondisi ekonomi masyarakat, padahal sumber daya alam kita cukup melimpah," kata Sukri.

Oleh sebab itu, Sukri berharap melalui lokakarya tersebut dapat menghasilkan komitmen semua pihak dalam bentuk dokumen sebagai acuan peningkatan atau mengatasi permasalahan tentang pangan, gizi dan stunting.

Kemudian, tindak lanjut peningkatan koordinasi antar pemangku kepentingan dan sosialisasi kepada masyarakat dalam mencegah stunting melalui ketersediaan pangan dan gizi yang cukup serta perilaku hidup sehat.

Selain itu yang lebih penting kata Sukri, tersedianya anggaran yang cukup untuk implementasi program tersebut secara berkelanjutan.

Workshop itu dihadiri perwakilan MCA - Indonesia, Farah Amini dan Perwakilan BAPPENAS, Theresia Roni Andayani serta sejumlah pihak termasuk pihak kecamatan, kesehatan dan instansi terkait lainnya.



(T.KR-TFT/N005)

Pewarta: Timotius

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017