Pontianak (Antara Kalbar) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Barat melakukan kaji terap tentang kerukunan antar umat beragama di Provinsi Aceh.
"Dipilihnya Provinsi Aceh sebagai tujuan kaji terap kerukunan umat beragama, karena Aceh selama ini dipandang salah sebagai salah satu provinsi yang terlihat dari luar merupakan daerah yang sangat rawan dan sangat tidak kondusif akan tetapi anggapan tersebut sangat tidak tidak benar," kata Sekda Kalbar, M Zeet saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat.
Sebagai ketua rombongan FKUB Kalbar, dirinya menyadari ternyata Aceh dari dulu hingga saat ini adalah daerah yang sangat kondusif, dimana kerukunan umat beragama toleransinya sangat tinggi, dan mereka selalu saling menjaga kerukunan antar umat beragama.
"Hal ini dibuktikan bahwa di Aceh tidak pernah sama sekali terjafi konflik karena perbedaan agama. Karena itulah kita pilih aceh sebagai tempat Kaji Terap peningkatan wawasan tokoh agama, ketua lembaga dan organisasi keagamaan dari Kalimantan Barat," tuturnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Asisten Administrasi dan Umum ( ASS III ) Setda Provinsi Aceh Kamaruddin Andalah, yang juga menyambut baik dengan kunjungan yang dilakukan oleh rombongan Kalimantan Barat, yang memilih Proinsi Aceh sebagai tempat Kaji terap kerukunan umat beragama.
Dia menjelaskan bahwa saat ini Aceh sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di berbagai bidang baik infrastruktur maupun kegiatan pembangunan lainnya termasuk pembangunan mental dan spiritual pascabeberapa kejadian yang telah meluluh-lantakkan Aceh termasuk tsunami yang terjadi pada tahun 2004 lalu.
Hal itu menurut Kamaruddin merupakan tantangan bagi pemerintah Aceh untuk tidak larut dalam keterpurukan sebagaimana yang dialami dan terus membangun Aceh.
Berkaitan dengan bidang kerukunan umat beragama Kamaruddin menjelaskan, toleransi tersebut mutlak dilaksanakan karena keberagaman baik suku, agama adat-istiadat dan perbedaan Budaya merupakan anugerah dari Sang pencipta, dan tidak perlu perbedaan itu dijadikan perpecahan.
"Berdasarkan data komposisi masyarakat aceh berdasarkan agama adalah Islam sebanyak 98, 99 persen, Kisten 0,79 persen, Katolik 0,18 persen, Hindu 0,002 persen, Budha 0,10 persen dan Kong Hu Chu belum terdapat di Aceh," katanya.
Adapun komposisi rumah ibadah sebanyak 4.056 buah Mesjid, 35 Gereja Protestan, gereja katolik 19, Pura 1 buah, Vihara Budha 13 buah, dan Kelenteng tidak terdapat di Aceh.
Dengan demikian dari data tersebut menunjukkan bahwa Aceh merupakan provinsi yang berpenduduk mayoritas Muslim. Walau demikian umat Muslim di Provinsi Aceh tetap selelu menjaga kerukunan antarumat beragama dengan agama lain yang hidup dan berkembang berdampingan antara agama yang satu dengan yang lain di Aceh.
Rombongan yang turut serta pada pertemuan tersebut mengungkapkan kepuasannya dan kegiatan yang dilaksanakan ini sangat tepat dipilihnya provinsi Aceh sebagai lokasi kaji terap kerukunan umat beragama.
(U.KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Dipilihnya Provinsi Aceh sebagai tujuan kaji terap kerukunan umat beragama, karena Aceh selama ini dipandang salah sebagai salah satu provinsi yang terlihat dari luar merupakan daerah yang sangat rawan dan sangat tidak kondusif akan tetapi anggapan tersebut sangat tidak tidak benar," kata Sekda Kalbar, M Zeet saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat.
Sebagai ketua rombongan FKUB Kalbar, dirinya menyadari ternyata Aceh dari dulu hingga saat ini adalah daerah yang sangat kondusif, dimana kerukunan umat beragama toleransinya sangat tinggi, dan mereka selalu saling menjaga kerukunan antar umat beragama.
"Hal ini dibuktikan bahwa di Aceh tidak pernah sama sekali terjafi konflik karena perbedaan agama. Karena itulah kita pilih aceh sebagai tempat Kaji Terap peningkatan wawasan tokoh agama, ketua lembaga dan organisasi keagamaan dari Kalimantan Barat," tuturnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Asisten Administrasi dan Umum ( ASS III ) Setda Provinsi Aceh Kamaruddin Andalah, yang juga menyambut baik dengan kunjungan yang dilakukan oleh rombongan Kalimantan Barat, yang memilih Proinsi Aceh sebagai tempat Kaji terap kerukunan umat beragama.
Dia menjelaskan bahwa saat ini Aceh sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di berbagai bidang baik infrastruktur maupun kegiatan pembangunan lainnya termasuk pembangunan mental dan spiritual pascabeberapa kejadian yang telah meluluh-lantakkan Aceh termasuk tsunami yang terjadi pada tahun 2004 lalu.
Hal itu menurut Kamaruddin merupakan tantangan bagi pemerintah Aceh untuk tidak larut dalam keterpurukan sebagaimana yang dialami dan terus membangun Aceh.
Berkaitan dengan bidang kerukunan umat beragama Kamaruddin menjelaskan, toleransi tersebut mutlak dilaksanakan karena keberagaman baik suku, agama adat-istiadat dan perbedaan Budaya merupakan anugerah dari Sang pencipta, dan tidak perlu perbedaan itu dijadikan perpecahan.
"Berdasarkan data komposisi masyarakat aceh berdasarkan agama adalah Islam sebanyak 98, 99 persen, Kisten 0,79 persen, Katolik 0,18 persen, Hindu 0,002 persen, Budha 0,10 persen dan Kong Hu Chu belum terdapat di Aceh," katanya.
Adapun komposisi rumah ibadah sebanyak 4.056 buah Mesjid, 35 Gereja Protestan, gereja katolik 19, Pura 1 buah, Vihara Budha 13 buah, dan Kelenteng tidak terdapat di Aceh.
Dengan demikian dari data tersebut menunjukkan bahwa Aceh merupakan provinsi yang berpenduduk mayoritas Muslim. Walau demikian umat Muslim di Provinsi Aceh tetap selelu menjaga kerukunan antarumat beragama dengan agama lain yang hidup dan berkembang berdampingan antara agama yang satu dengan yang lain di Aceh.
Rombongan yang turut serta pada pertemuan tersebut mengungkapkan kepuasannya dan kegiatan yang dilaksanakan ini sangat tepat dipilihnya provinsi Aceh sebagai lokasi kaji terap kerukunan umat beragama.
(U.KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017