Pontianak (Antara Kalbar) - Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Teriak Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, menangani delapan kasus rabies pada September 2017 ini
"Setelah puluhan orang menjadi korban gigitan anjing rabies pada 2016, pada September 2017 ini serangan anjing gila kembali terjadi. Tahun ini terjadi di dua desa yaitu Desa Tubajur dan Desa Bangun Sari Kecamatan Teriak," kata Kepala Pengelola Program Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Puskesmas Teriak, Aldrio Yuhada saat dihubungi dari Bengkayang, Selasa.
Aldrio menjelaskan dengan sejumlah kasus yang ada, pihaknya melakukan koordinasi dan langkah pencegahan dengan pemberian Vaksin Anti Rabies.
"Saat ini sangat penting dilakukan koordinasi antarpetugas kesehatan, masyarakat di desa, perangkat desa melalui kepala desa dan pemerintah setempat agar cepat dicegah. Kalau ada yang terkena segera ditangani," katanya.
Ia menyebutkan kasus gigitan anjing terakhir yang pihaknya tangani yakni seorang anak bernama Siren (10 tahun) jenis kelamin perempuan, yang beralamat di Dusun Angkamp Desa Bangun Sari Kecamatan Teriak.
"Siren terkena gigitan hewan penular rabies pada Kamis 21 September 2017," papar dia.
Sementara itu, Kepala Desa Bangun Sari, Joko Ono membenarkan bahwa ada warganya yang terserang dan digigit anjing yang diduga penyebar rabies.
"Saya cukup kaget sebab saat apel triwulan Jumat 22 September 2017 di Kantor Kecamatan Teriak saya diberi informasi bahwa ada kejadian gigitan anjing diduga penyebar rabies oleh Plt Camat Teriak," jelasnya.
Selasa ini, kata dia, pihaknya mengirimkan surat untuk mengusulkan pemberian Vaksin Anti Rabies kepada Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana melalui UPT Dinkes Puskesmas Teriak.
"Harapan kami pencegahan terhadap permasalahan ini segera dilakukan agar tidak melebar menjadi kasus besar," harapnya.
(U.KR-DDI/A039)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Setelah puluhan orang menjadi korban gigitan anjing rabies pada 2016, pada September 2017 ini serangan anjing gila kembali terjadi. Tahun ini terjadi di dua desa yaitu Desa Tubajur dan Desa Bangun Sari Kecamatan Teriak," kata Kepala Pengelola Program Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Puskesmas Teriak, Aldrio Yuhada saat dihubungi dari Bengkayang, Selasa.
Aldrio menjelaskan dengan sejumlah kasus yang ada, pihaknya melakukan koordinasi dan langkah pencegahan dengan pemberian Vaksin Anti Rabies.
"Saat ini sangat penting dilakukan koordinasi antarpetugas kesehatan, masyarakat di desa, perangkat desa melalui kepala desa dan pemerintah setempat agar cepat dicegah. Kalau ada yang terkena segera ditangani," katanya.
Ia menyebutkan kasus gigitan anjing terakhir yang pihaknya tangani yakni seorang anak bernama Siren (10 tahun) jenis kelamin perempuan, yang beralamat di Dusun Angkamp Desa Bangun Sari Kecamatan Teriak.
"Siren terkena gigitan hewan penular rabies pada Kamis 21 September 2017," papar dia.
Sementara itu, Kepala Desa Bangun Sari, Joko Ono membenarkan bahwa ada warganya yang terserang dan digigit anjing yang diduga penyebar rabies.
"Saya cukup kaget sebab saat apel triwulan Jumat 22 September 2017 di Kantor Kecamatan Teriak saya diberi informasi bahwa ada kejadian gigitan anjing diduga penyebar rabies oleh Plt Camat Teriak," jelasnya.
Selasa ini, kata dia, pihaknya mengirimkan surat untuk mengusulkan pemberian Vaksin Anti Rabies kepada Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana melalui UPT Dinkes Puskesmas Teriak.
"Harapan kami pencegahan terhadap permasalahan ini segera dilakukan agar tidak melebar menjadi kasus besar," harapnya.
(U.KR-DDI/A039)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017